[caption id="attachment_368538" align="aligncenter" width="324" caption="Pemandangan di depan stasiun Dubai Tram JBR. dok pribadi"][/caption]
Sebenarnya sudah dari beberapa bulan kemarin saya ingin mencoba moda transportasi baru di Dubai tapi baru kemarin dapat terlaksana, ya Dubai memang baru punya Tram, transportasi ini dapat membuat kita semakin mudah menjangkau JBR dan sekitarnya.
Wilayah operasi Dubai Tram memang termasuk tidak terlalu luas, hanya beberapa area yang di sebut-sebut sebagai area ''orang berduitnya'' Dubai, di area ini anda dapat menyaksikan orang-orang Eropah hilir mudik, wajah-wajah dengan mata sipit pun sudah mulai banyak berkeliaran, kemarin saja saya berpapasan dengan orang-orang Eropah yang berbadan besar-besar, mereka sepertinya satu keluarga. Tampak asyik menunggu kendaraan yang akan menjemput mereka.
Dubai Tram dapat di kunjungi dengan menggunakan Dubai Metro, jadi dari Dubai Metro kita dapat melanjutkan perjalanan dengan Dubai Tram. Pertama, anda harus berhenti dulu di Stasium Metro JLT, dari sana anda berjalan menyusuri lororng yang lumayan panjang.
Kemudian nanti anda akan bertemu penunjuk jalan yang akan mengarahkan anda ke Dubai Tram, sekilas stasiun Dubai Tram mirip-mirip dengan halte Trans Jakarta, di sana ada petugas yang akan memberikan penjelasan tentang rute-rute yang di lalui oleh Dubai Tram.
Dubai Tram dapat di nikmati jika kita sudah mempunyai kartu NOL, ya semacam kartu isi ulang, mesin isi ulangnya ada di setiap stasiun metro dan terminal bis, kartu NOL ini dapat di gunakan sebagi alat pembayaran di Metro, Bis Kota dan taksi air. jadi kita enggak perlu lagi mengeluarkan uang cash.
Dari JLT menuju JBR hanya butuh waktu beberapa menit saja dengan menggunakan Dubai Tram, kesan saya ketika pertama kali menggunakan Dubai Tram, terasa banget lambatnya, kemudian rada berisik juga, saya enggak tahu kenapa bunyinya rada berisik. Uniknya setiap sampe di stasiun ada bunyi mirip dengan bunyi kedatangan kereta-kereta api jaman baheula.
[caption id="attachment_368539" align="aligncenter" width="324" caption="Kursinya dua-dua dan saling berhadapan, kursinya pun beraneka warna. dok pribadi"]
Ngomong-ngomong soal baheula, saya jadi teringat dengan Jakarta, 134 tahun yang silam, ketika itu Jakarta masih bernama Batavia, kota ini sudah memiliki Tram, katanya, Batavia adalah kota pertama di Asia yang memiliki Tram, keren banget ya?
Entahlah, seiring perjalanan waktu Tram ''Jakarta'' tidak lagi berfungsi, jadi ketika Dubai masih sebuah kampung nelayan kecil, di mana warganya mau kemana-mana masih naek onta, di Batavia sono, masyarakatnya sudah dapat menikmati Tram. Tapi itu dulu.
Sekarang, keadaan berubah, Dubai sudah menjadi sebuah kota kosmopolitan, kota yang menjadi saksi ''pertemuan dan persinggungan berbagai budaya dunia'' kota yang sering di datangin para pesohor dunia, kota yang menjadi tempat latihan klub-klub elit sepak bola Eropah, kota yang menjadi pilihan Paris Hilton untuk buka ''warung'' tasnya, kota yang akan menjadi tuan rumah World Expo pada tahun 2020 nanti.
Itulah sipat asli dunia, selalu di pergilirkan, kadang kita di depan tak jarang pula kita di belakang, yang harus jadi catatan adalah, bagaimana mungkin, kita yang dulunya ''terdepan'' bahkan sangat jauh di depan, akhirnya harus rela terkejar oleh mereka yang dulunya belum ada apa-apanya.
[caption id="attachment_368540" align="aligncenter" width="264" caption="Rute yang di lalui Dubai Tram. dok pribadi"]
Inilah sejarah Tram di ''Jakarta'' yang saya kutip dari Wikipedia,'' Pada1881, keberadaan trem kuda digantikanTrem uap. Kereta tak lagi ditarik kuda melainkan lokomotif yang dijalankan dengan ketel uap. Rutenya pun lebih panjang yaitu dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Jalur trem bercabang di kawasanHarmoni. Selain ke arahTanah Abang, jalur trem juga menjalar keJatinegaramelintasiPasar Baru–Gunung Sahari–Kramat–Salemba–Matraman.
Sekitar 20 tahun kemudian, seiring perkembangan teknologi, trem uap pun tergeser oleh trem listrik. Namun, trem uap masih mengiringi kemunculan trem listrik hingga akhirnya dihapus pada 1933. Selama 27 tahun, trem listrik pun merajai jalanan Jakarta hingga akhirnya tergusur oleh bus-bus PPD.
[caption id="attachment_368541" align="aligncenter" width="324" caption="Suasana di stasiun Dubai Tram, masih sepi. dok pribadi"]
Salam Dari Dubai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H