Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalo Soal Burung Kita Kalah Dengan Arab...

21 Februari 2015   12:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_369925" align="aligncenter" width="504" caption="Di Dubai, burung-burung terbang tanpa rasa cemas. dok rachmad"][/caption]

Sungguh malang nasib burung di tanah air,  hidupnya hanya di dalam sangkar, tidak dapat bebas terbang kemana-mana,beda dengan burung Arab, sudah gede-gede bebas lagi terbang ke mana-mana, kagak ada yang berani mengusik, menangkap apalagi menembak.

Kalo ada ''kehidupan kedua'', bisa jadi burung-burung di Indonesia maunya  tinggal  di Dubai (Arab) karena hidup burung di Dubai di lindungi oleh pemerintah, mereka bebas mau terbang kemana saja mereka suka, kalo pun ada manusia mereka tidak takut malah dengan beraninya mereka ''samperin'' manusia itu. Kalo di Indonesia, boro-boro ada burung yang mau mendekati manusia, jangankan  mendekat, dari jauh saja para burung itu sudah merasa tidak aman.

Orang Indonesia terutama para pecinta burung memang terkenal ''kejam'' dengan kawanan burung, mereka tahu banget, sifat asli burung kan terbang, masa hanya karena pengen denger suara merdunya,  burung-burung pun di ''penjara'' dalam sangkar. Emang sih,  burungnya  kagak perlu capek-capek cari makan, karena setiap hari sang empunya burung pasti kasih makan, tapi tetep aja walau pun di kandang yang berlapis emas , di kasih makanan yang enak setiap hari, para burung itu tetep merasa ada yang terserabut dari dirinya.

[caption id="attachment_369926" align="aligncenter" width="576" caption="Asyik banget burungnya. dok rachmad"]

1424470916521699037
1424470916521699037
[/caption]

wahai para burung yang di sangkar, nasib mu sebenarnya masih lebih bagus di bandingkan dengan nasib bururng yang di jadikan target buruan, gimana enggak stres  jadi burung buruan, baru terbang sedikit sudah ada desing peluru yang menghampiri, padahal siapa tahu burung yang tertembak itu, besoknya mau kawin dengan ''pacarnya''.

kasihan pacarnya, udah nunggu lama di sebuah pohon tapi sang "pujaan hati'' enggak dateng-dateng, belum lagi kalo burung  yang tertembak itu punya anak-anak, enggak kebayang, ketika anak-anaknya  mengunggu dengan sabar di sarang ternyata sang orang tua burung sudah mati bersimbah darah.

Bagaimana perasaan anda, ketika anda menunggu orang tua pulang, tiba-tiba ada yang mengabarkan kepada anda bahwa orang tua anda tertembak peluru nyasar, sedih kan?, begitulah yang di rasakan para anak burung ketika tahu orang tua mereka tewas di tangan pemburu. layaknya seperti manusia ,  para burung juga punya jaringan komunikasi yang canggih, mereka punya keluarga besar yang saling memberi info.

Kawanan burung adalah sang ''pengembara sejati'' mereka terbang dari satu tempat ke tempat lain, jika anda maen ke Dubai pada musim dingin, pada sekitar jam 7-8 pagi, cobalah sekali-kali tengok langit Dubai, di sana akan ada kawanan burung yang terbang secara berkelompok. saya pernah baca sebuah berita di media UEA kalo burung -burung itu berasal dari negeri yang jauh. Mereka datang ke Dubai karena Dubai masuk ke dalam tempat-tempat yang harus mereka datangi.

Entahlah sehabis dari Dubai mereka pergi kemana lagi?, yang jelas selama di Dubai mereka bebas terbang, daerah-daerah yang paling sering mereka singgahi adalah kawasan hijau, mana lagi kalo bukan area taman. Dubai punya banyak taman, salah satunya bernama Safa Park.

Tadi sore, temen saya yang bernama Rachmad, pergi ke taman itu untuk menghadiri perayaan ulang tahun sebuah rumah makan khas Indonesia di Dubai, saya tidak ikut, karena harus istirahat, mas Rachmad ini punya hobi motret, apa aja dia potret, terutama yang bening-bening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun