Kita tahu bahwa selama ini bahwa rokok dapat menyebabkan penyakit impotensi, gangguan janin dan kehamilan, penyakit jantung, hipertensi dan sebagainya.
Tetapi, kenapa ada perokok yang tetap sehat? Dan usianya bisa sampai 70-80 tahun?
Merokok itu memang masih merupakan masalah 'kontroversial'. Jadi jika Anda bertanya kepada dokter yang merokok, "Dok, apakah saya boleh merokok?". Kalau dokternya saja merokok, Anda pasti diperbolehkan. Tetapi jika dokternya tidak perokok, tentu saja Anda dilarang untuk merokok. Pada umumnya seperti itu.
Lalu, apa yang harus di lakukan supaya saya tetap sehat walaupun tetap merokok?".
Disini saya mau menjelaskan dahulu. Seseorang bisa jatuh sakit tentu saja itu karena ada faktor-faktor resiko yang membuat mereka sakit.
Ini yang harus Anda pahami dulu. Jadi, faktor-faktor resiko yang bisa membuat Anda sakit bukan hanya "rokok". Tetapi masih banyak yang lainnya. Mungkin Anda tidak merokok. Tetapi, mengapa Anda jatuh sakit?
Faktor resiko yang pertama :
Anda tidak menjaga berat badan Anda.
Pola makan Anda banyak lemaknya, gorengan atau pedas. Kemudian pola tidur Anda.
Anda sering begadang. Anda stres masalah pekerjaan. Mungkin masalah di rumah, istri, anak dan sebagainya. Anda stres terlalu berat. Kurang rekreasi, kemudian polusi udara. Mungkin Anda tinggal di kota besar industri. Banyak pabrik disana. Kemudian, Anda kurang berolahraga.
Jadi, faktor untuk membuat Anda sakit itu banyak. Bukan Cuma rokok. Tetapi yang selalu disalahkan adalah rokok.
Saya bukan membela rokok. Tetapi saya hanya memberikan fakta bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan Anda sakit.
Lalu, mengapa mereka yang merokok bisa berumur panjang?
Saya mempunyai teman yang usianya sudah paruh baya. Sudah sekitar 50 tahun. Beliau memang aktif merokok. Tetapi, beliau setiap harinya melakukan olahraga. Minimal lari 3 kilo.
Dan bahkan, beliau ikut olahraga maraton dan triatlon.
Anda bisa bayangkan. Seorang perokok, tetapi masih aktif melakukan olahraga, makan makanan yang bergizi, dan bahkan beliau masih bisa mengikuti olahraga triatlon.
Itu adalah olahraga yang tidak mudah, menurut saya. Bahkan Anda yang berusia 20 tahun pun belum tentu Anda bisa melakukan olahraga ini.
Jadi, apa rahasianya?
Beliau mengatakan, "Saya memang tidak bisa berhenti merokok. Tetapi paling tidak, saat saya mau mengikuti maraton, saya hentikan dulu rokoknya sebentar".
Jadi, dia memfokuskan dirinya untuk olahraga tersebut. Dan ketika olahraga tersebut sudah selesai, beliau merokok lagi.
Dan tentu saja, jumlah rokok per hari yang Anda konsumsi itu juga mempengaruhi kondisi kesehatan Anda. Mungkin saat Anda stres, Anda merokok. Lalu stres Anda berkurang. Tetapi jika Anda berdalih dengan dalil 'stres', kemudian Anda merokok, dalam sehari bisa 4 sampai 5 seperti kereta api, tidak bisa berhenti. Maka hal ini juga akan mengganggu kesehatan Anda. Terutama paru-paru dan organ-organ tubuh yang lainnya.
Lalu, bagaimana caranya? Saya ingin berhenti merokok.
Saran saya adalah Anda jangan langsung berhenti merokok. Bukan saya pro rokok, tidak. Ketika Anda langsung berhenti merokok, maka otak Anda yang terbiasa dengan zat-zat yang terdapat di dalam rokok, salah satunya nikotin itu, akan menderita karena tidak mendapatkan asupan zat-zat tersebut lagi.
Jadi yang perlu Anda lakukan adalah kurangi secara perlahan. Sama seperti Anda yang biasanya makan 2 piring nasi dalam sekali makan. Lalu tiba-tiba Anda tidak makan nasi. Apa yang terjadi? Pasti Anda akan sakit perut. Sama seperti itu.
Jadi, caranya adalah mengurangi jumlah rokoknya pelan-pelan. Mungkin Awalnya lima batang per hari, menjadi empat batang per hari. Kemudian, bertahap dikurangi pelan-pelan menjadi 3 batang, 2 batang , 1 batang. Kemudian dikurangi terus sampai lama-kelamaan Anda bisa berhenti total. Dan itu perlu ada kemauan dari diri Anda.
 Jadi, bagi Anda yang ingin berhenti merokok, lakukanlah tips di atas tadi dan juga di bawah ini:
Alihkan perhatian Anda ketika sedang stres atau ada masalah ke hal yang positif. Daripada Anda merokok, cobalah Anda lakukan kegiatan-kegiatan yang lain. Contohnya olahraga seperti sepak bola, atau Anda bergabung dengan komunitas-komunitas yang lain. Tentunya hal-hal yang positif.
Semoga dapat bermanfaat bagi Anda semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI