Saat ini keadaan negara sangat genting. Entah orang mengakui atau tidak. Atau barangkali ada yang menganggapnya biasa. Bagi saya Kondisi Sosial Politik dan Pemerintahan Indonesia saat sedang membutuhkan penanganan luar biasa. Kata Pak Muldoko, tak ada masalah pemerintah dengan Habib Rizieq, buktinya habib rizieq dikejar-kejar. Sampai dibuntuti dan dikuntit kemanapun Beliau pergi. Bahkan sampai terjadi "tragedi" terbunuhnya Laskar Pengawal Habib Rizieq Syihab.
Dulu, bagi Mahpud MD, Habib Rizieq itu kecil, pengikutya juga sedikit, kata Beliau, silahkan saja kalau mau pulang ke Indonesia, begitu disambut banyak orang dan mengadakan mauludan. Lalu, pemerintah terkaget-kaget, banyak orang datang dengan menyambut dengan sukacita, bahkan tanpa undangan sekalipun.Â
Katanya, tak ada persoalan negara dengan Habib Rizieq, buktinya Peristiwa Mauludan, Pernikahan anak Habib Rizieq, harus menjadikan Habib Rizieq dijadikan tersangka. Alasannya melanggar protokol kesehatan, apa benar karena itu ? Â Jangan bilang bukan diskriminasi, kalau kerumunan putra Presiden mah sah-sah saja, alasannya, sebab itu mah Pilkada, ada aturannya, menangani Covid kok pulah pilih he...he...., meski kerumunan melanggar protokol kesehatan, tak ada yang dijadikan tersangka. Hebat betul....!
Habib Rizieq sekarang sudah berstatus tersangka, bagi sebagian itu adalah sikap tegas polisi, bahkan ada yang menyebut Habib Rizieq takut ditangkap , makanya menyerahkan diri. hebat betul, katanya disuruh menyerahkan diri, setelah menyerahkan diri disebut takut. ada-ada aja he...he...., nanti kalau tak datang disebut kabur dan takut juga he...he...., tak apalah, namanya juga manusia....
Persoalan Manajemen Konflik Negara
Menurut saya, ada persoalan dalam mengelola manajeman konflik di negara saat ini. Tentu saja, semuanya akan tergantung sikap kenegarawanan antara Presiden Jokowi dan Habib Rizieq. Lho kho Presiden Jokowi, apa urusannya dengan Presiden Tentu saja ada, pencopotan Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya dan salah satu Kapolres, adalah bukti bahwa Presiden Jokowi berperan dalam hal ini, kalau tidak harus dikatakan marah. Dua Kapolda tersebut tentu saja, kebijakan pencopotannya sepengetahuan Presiden, atau malah bisa jadi atas perintah Presiden. Karena jengah, ko Habib Rizieq ternyata lolos juga, dikirain nggak akan bisa kembali lagi ke Indonesia, ternyata bisa, malah disambut luar biasa sebagai seorang pahlawan.Â
Kalau mengelola negara dengan konflik seperti sekarang ini, sepertinya masalah tak akan selesai-selesai. Mengapa, mentersangkakan Habib Rizieq dan menahannya, hanya akan menjadikannya ikon sebuah perlawanan lebih massif kepada pemerintahan saat ini. Lihat saja, pendukung Habib Rizieq akan dengan sangat sukarela berbondong-bondong datang ke Polda Metro Jaya, atau ke tempat Habib Rizieq ditahan. Dan itu akan memancing persoalan baru. Pro kontra tak akan pernah berhenti, isu negara akan berkutat pada persoalan bagaimana menangani dan menjinakan Habib Rizieq dan pengikutnya yang terus menerus menjadi persoalan. Padahal ada banyak pesoalan bangsa yang mesti diselesaikan.
Pertemuan Presiden Jokowi dengan Habib Rizieq Shihab, adalah Solusi Satu-satunya Saat Ini
Mau tidak mau, kita tak bisa mengabaikan ketokohan dua orang kuat di negeri ini. Satu adalah Presiden Jokowi, Dua adalah Habib Rizieq Syihab. Mau bilang apa, orang mau mengakuinya atau tidak, jelas kedua Tokoh Bangsa ini, salah satu atau dua penentu arah Bangsa Indonesia ke depan. Presiden Jokowi sebagai Representasi pemerintahan dan Penguasa Negeri Indonesia Saat ini, sedangkan Habib Rizieq adalah Anak dan Tokoh Bangsa Fenomenal saat ini.
Wah itu bukan masalah Presiden katanya, Presiden terlalu kecil kalau harus bertemu Habib Rizieq Syihab. Tak perlu bicara besar kecil, sebab kematian enam orang laskar Pengawal FPI itu persoalan besar, bahkan menjadi persoalan kemanusiaan, yang melibatkan masalah Hak Asasi Manusia . Jangan gengsi-gengsian lah, bagi saya, keduanya harus bertemu, kalau ingin menyelematkan negeri ini, Presiden Jokowi kemauannya apa, Habib Rizieq kemauannya apa, duduk satu meja sambil makan. Tentu saja berbagai persoalan dibahas, tak ada masalah sebesar apapun yang tak bisa diselesaikan dengan cara komunikasi, pasti bisa.
Orang-orang dekat Presiden Jokowi seperti Pak Muldoko dan Luhut Binsar Panjaitan, harus mulai legowo, apabila Presiden Jokowi ingin bertemu Habib Rizieq, sebab persoalan bangsa ini lebih penting daripada bangsa ini harus mengalami kericuhan terus menerus antara pemerintah dengan Habib rizieq. Imbasnya adalah, energi bangsa ini akan sangat tergerus dengan persoalan Negara dengan FPI dan Habib Rizieq Syihab.