Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... Dosen - Berbagi Kebahagiaan, Berbuat yang Terbaik

Dosen Universitas Garut (UNIGA) dan Sekolah Tinggi Hukum (STH) Garut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proyek Reaktivasi Kereta Api Garut-Cikajang Dihentikan

2 Desember 2020   19:03 Diperbarui: 2 Desember 2020   19:18 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ditunggu-tunggu lama sekali kabar tentang bagaimana kelanjutan privasi kereta api Garut-Cibatu-Cikajang. Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat berkunjung ke Garut dan meninjau reaktivasi Cibatu Garut. 

Disambut Bupati, Presiden Jokowi berencana melakukan peresmian Kereta Api Cibatu Garut sebelum Lebaran Idul Fitri. Pada saat itu, terjadi euforia bahwa Proyek Reaktivasi Cibatu-Garut Cikajang akan dibuka untuk kepentingan pariwisata dan lain sebagainya. 

Bahkan para pejabat dan tokoh Garut pada saat itu sempat diajak untuk menaiki kereta api Garut, tentu saja sambil dijamu luar biasa di atas gerbong kereta api. Padahal, di satu sisi, ada yang sangat bersedih warga masyarakat bantaran rel yang akan tergusur, yang tidak tahu harus kemana dan kepada siapa mengadu. 

Masyarakat yang tergusur sedang kebingungan menghadapi kenyataan, bahwa satu-satunya rumah tempat mereka bernanung dari panas terik mentari dan hujan, yang mereka terpaksa menempatinya karena tak punya lahan lagi, harus tergusur atas nama pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan tujuan nasional pembangunan. 

Kita masih ingat, pada saat kampanye presiden Jokowi menyatakan bahwa Warga yang terdampak proyek-proyek yang dilakukan oleh pemerintah, akan mendapatkan ganti untung. Sebelumnya, terdapat Pernyataan Bupati Garut bahwa  jalur kereta api Garut jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang, sebetulnya itu sudah tidak layak berhubung karena adanya kontur tanah yang tidak memungkinkan dan harus dilakukan kajian-kajian menyeluruh. 

Satu hal yang aneh, bahwa pembangunan yang dilakukan oleh PTKAI sepertinya tak punya feasibility studi yang jelas, terukur, terarah dan faktual. Karena faktanya proyek reaktivasi ternyata tak dibarengi dengan perencanaan yang matang dan jelas, khususnya berkaitan dengan pembenahan terhadap warga masyarakat yang akan terkena imbas oleh proyek reaktivasi tersebut. Padahal, Pembangunan itu harus berbasiskan masyarakat dan lingkungan. Dan Proyek Reaktivasi, merupakan proyek nasional yang bukan ecek-ecek.

Fenomenal karena tentu saja Proyek Raktivasi harus dan pasti melibatkan Pemerintah Pusat, dalam hal ini keputusan Presiden dan Wakil Presiden beserta jajaran mentri, Pemerintah Provinsi (Gubernur Wakil Gubernur dan DPRDnya), Pemerintah Daerah (Bupati dan Wakil Bupati beserta Jajarannya). Gubernur Ridwan Kamil dengan gagahnya pada saat itu sering melakukan konferensi Pers berkaitan reaktivasi Kereta Api di Jawa Barat. Namun kenyataannya, tak pernah ada sosialisasi yang jelas, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten dan DPRD nya ke masyarakat. Khususnya, PTKAI belum pernah melakukansosialisasi yang massif berkaitan dengan reaktivasi kepada seluruh warga masyarakat. Mudah-mudahan, ke depan, Gubernur Jawa Barat, sanggup membuat Maket Perumahan, bagi warga Masyarakat Bantaran Rel yang Tergusur, tentu saja arsiteknya Pak Gubernur Ridwan Kamil yang baik hati, disandingkan dengan Paket Pariwisata Situ Bangendit, dan Stasiun Garut yang katanya akan menjadi Stasiun Termegah di Indonesia, semoga saja.....!

Paguyuban Warga Masyarakat Bantaran Rel Garut (PWMBR) berkali-kali melakukan audensi kepada DPRD DPRD Garut. Khususnya Komisi B DPRD Garut, yang menyatakan bahwa DPRD tidak tahu-menahu tentang adanya proyek reaktivasi, sangat aneh, kenyataannya terdapat dokumentasi foto pihak DPRD suudah bertemu dengan pimpinan PTKAI. 

Bupati Garut pernah menyatakan turut berempati terhadap warga masyarakat Bantaran rel saat itu dan berjanji akan mepertemukan dengan Gubernur dan PTKAI, sampai detik ini pertemuan tersebut tak pernah terealisasi. Belum ada solusi yang signifikan baik itu oleh Pemerintah Kabupaten Garut, Pemerintah Daerah Jawa Barat, dalam hal ini Gubernur atau wakilnya, atau dari pemerintah pusat dan PTKAI. 

dokpri
dokpri
Akhirnya, Paguyuban beserta warga masyarakat Bantaran rel, berdoa kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Dipimpin oleh Kyai Haji Ustad Ibang dan juga Ketua Paguyuban, Bapak Dindin Jaelani beserta seluruh pengurus, Para Pembina dan Para Ketua dan Pengurus PWMBR dari berbagai Kecamatan di Garut,  melakukan Istighosah bersama warga masyarakat Bantaran rel. Berdo'a kepada Allah, agar Proyek Reaktivasi ini dihentikan, sampai ada solusi bagi warga masyarakat terdampak. 

Berdasarkan surat di atas, perihal penundaan reaktivasi lintas Garut Cikajang saat ini, Alhamdulillah Reaktivasi Kereta Api Garut-Cikajang, dihentikan dengan pernyataan lanjutan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.  Warga Masyarakat Bantaran rel khususnya jalur Garut Cikajang, merasa bersyukur dan bisa bernafas bernafas lega walau hanya untuk sementara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun