Gonjang-ganjing kemelut di negeri ini bisa kita sikapi dan respon yang berbeda-beda. Saya berharap Presiden Jokowi dapat bertemu dengan Habib Rizik Syihab, dengan difasilitasi oleh Pa JK dan Tokoh-Tokoh dari NU, Muhammadiyah, Persis dan Ormas lainnya. Hal tersebut penting dilakukan untuk menentramkan suasana, apalagi kemarin, dengan bentroknya FPI dan GMBI di Polda Jabar, sungguh sangat memilukan, Ormas Islam dan LSM yang di dalamnya notabene banyak umat Islam harus berbenturan.
Berbagai isu yang dibiarkan tentu saja akan menguras energi bangsa ini. Alih-alih produktif, kita sibuk "berperang" di media sosial berdasarkan informasi dan persepsi yang didapat masing-masing. Beberapa isu yang krusial perlu dijelaskan oleh Sang Presiden terkait dengan tuduhan keberpihakannya kepada Komunis, adanya simbol palu arit di Uang Rupiah yang terbaru. Termasuk poros Jakarta Beijing yang menimbulkan kekhawatiran arah pilihan politik luar negeri Indonesia.
Mungkin bagi sebagian kalangan pertemuan Jokowi dan Habib Rizieq tidak perlu, sebab perlu dijelaskan banyak argumentasi untyuk melakukan pertemuan tersebut. Mungkin dalam kapasitas apa keduanya bisa bertemu ? Karena jika secara kelembagaan sulit untuk merasionalisasikannya. Akan tetapi kenyataannya, kedua "Negarawan" tersebut mempunyai peran masing-masing sebagai pimpinan umat dan bangsa ini. Habib Rizieq tak sekedar menjadi Ketua sebuah organisasi Front Pembela Islam, diakui atau tidak, Beliau sudah menjadi ikon umat Islam di Indonesia, walaupun tentu saja, tidak semua orang suka dengan cara dan sepak terjangnya dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar yang tanpa tedeng aling-aling.
Apalagi Presiden Jokowi, secara de facto dan the jure Beliau adalah Presiden kita semua. Pemikiran-pemikiran yang ingin melengserkan Beliau, saat ini bagi saya tidak ada alasan yang tepat untuk hal tersebut. Tapi Anda boleh berbeda pendapat dengan saya. Jokowi sebagai pribadi, saya memandangnya memang tidak mudah melihat ekspresi Beliau secara keseluruhan, sebab Beliau dapat menyembunyikan perasaan diri yang sesungguhnya dihadapan publik. Beliau selalu tersenyum dan memperlihatkan kesederhanaan, dan tidak terlalu reaktif ketika menghadapi sesuatu, walau-akhir-akhir ini agak sedikit berbeda, mungkin karena tekanan tugas yang begitu berat yang diembannya.
Pertemuan Presiden Jokowi dan Habib Riziq saya kira sangat urgen, untuk meredakan ketegangan antar komponen bangsa ini. Apalagi kemarin, masa FPI dan Massa GMBI berhadap-hadapan di Polda Jawa Barat. Mudah-mudahan tidak berimbas dan meluas menjadi ketegangan antar anak bangsa. Jika tak segera diredam dikhawatirkan muncul ketegangan bari di tingkatan grass root. Semoga Presiden Jokowi dan Habib Riziq bisa makan bareng dan membicarakan kemajuan bangsa ini ke depan. Saya merindukan hal tersebut......, jika perlu saya siap menemani makan Om........!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H