Mohon tunggu...
Alimuddin
Alimuddin Mohon Tunggu... Wiraswata -

Orang bijak mengatakan, "Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan berlayar kita.. Visited http://benetenews.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Puing-puing Peninggalan Masyarakat Tatar Loka

28 September 2015   15:55 Diperbarui: 28 September 2015   18:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kali ini membawa saya untuk melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri sisa sisa peniggalan masyarakat Dusun Tatar, Desa Benete Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Dusun Tatar atau yang sering di sebut dengan nama Tatar Loka Jika di artikan dalam bahasa Indonesia, Tatar murupakan nama tempat dan Loka bahasa daerahnya yang berarti Tua.

 

Untuk menempuh lokasi Tatar Loka dari Desa Benete kami menghabiskan waktu 2 Jam perjalanan menggunakan sepeda motor dan saat saya mengukur jarak menggunakan spido meter sepeda motor yang saya gunakan 602 Km. Akses jalan raya untuk menuju ke Tatar Loka saat ini masi dalam perbaikan.

 

Karena lokasi Tatar Loka berada di tengah hutan, kendaraan harus berhenti di pinggir sungai dan saya bersama rombongan harus berjalan kaki sejauh ± 2 Km.

Perjalanan saya dan rombongan yang merupakan masyarakat asli Tatar Loka ini di mulai dengan berjalan kaki menuju ke tengah hutan. Saat melihat di sekeliling saya hanya melihat kayu dan semak belukar.

 

Salah seorang dalam rombongan berkata kepada saya bahwa di lokasi nanti ada sumber mata air yang tidak pernah kering walaupun musim kemarau tiba. Perkataan Pak Ahmat itu membuat saya makin penasaran.

 

Dua sugai sudah saya lewati, di tengah tengah perjalana saya mulai melihat bahwa ada kehidupan di masa lalu yaitu berupa tanaman pohon jambu, jeruk dan juga serpihan genting yang sudah tertimbun oleh dedauna kering.

[caption caption="Pohon Jambu biji"]

[/caption]

 

Tak terasa akhirnya tibalah saya dan rombongan di lokasi tempat orang-orang Tatar tinggal dan hidup di masa lalu. Di sinipulah saya akhirnya melihat sendiri sumber mata air yang tidak pernah kering dan masyarakat Tatar Loka menamainya Ai' Kebubuk dan di anggap keramat. Konon di masa lalu jika ada hewan ternak seperti sapi yang masuk tercebur ke dalam ai kebubuk ini, sapi tersebut akan tenggelam dan jasatnya akan ditemui di sungai.

Keyakinan saya semakin bertambah bahwa di sini dahulu memang pernah di huni, ini terlihat dari adanya kubur-kubur tua yang luas.

Salah seorang berkata kepada saya dan meliha ke arah bawah, “ini makam kakek saya, saya ingat di samping makam kakek saya ada jalan”.

 

Selain pohon buah-buahan seperti jambu, jeruk, mangga, serpihan genting dan juga pemakaman. Di sini juga masi ada sisa pondasi dari Masjid masyarakat tatar loka di masa lalu. Karena 100% dari masyarakat tatar loka beragama Islam.

 

Masyarakat Tatar meninggalkan tempat tinggalnya (Tatar Loka) ini pada tahun 1975 di karenakan akses dengan pemerintah pada saat itu sangat sulit, harus menembuh perjalanan 1-2 hari menuju jereweh berjalan kaki atau kuda. Masyarakat tatar loka di pindahkan ke SP 2, karena pada saat 3 tahun setelah menempati SP 2 di timpah badai sunami, akhirnya masyarakat tatar di pindahkan ke Desa Benete yang sampai saat ini mereka tempati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun