Mohon tunggu...
Alim saputra
Alim saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menjadi mahasiswa yang kreatif dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Money

Keluh Kesah Pedagang Kaki Lima Karena PPKM

14 November 2021   19:46 Diperbarui: 14 November 2021   19:50 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, para pedagang kaki lima (PKL) mengeluhkan kondisi yang tak kunjung selesai.

Saat ditemui jalan Sepatan raya kabupaten Tangerang, seorang PKL, Ismail

(38) mengaku, semenjak kebijakan PPKM ini sangat berdampak pada usahanya sendiri, karena penurunan penghasilan setiap hari nya.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Tangerang kembali memperpanjang PPKM level 4 sejak 26 Juli sampai 2 Agustus 2021 mendatang.

"Kondisi sangat amat sepi pembeli, orang-orang pada tidak mau beli karena tidak bisa memasang meja dan kursi dan juga pembatasan jam berjualan, " kata Ismail,
 Jumat(09/7).

Menurutnya, dagangan yang dijual sehari-hari itu sepi, disebabkan kondisi jalan yang juga sepi. Sehingga kata Dia, hal itu berpengaruh pada omset pendapatan setiap harinya yang sebelumnya berkisar Rp  800 ribu, sekarang untuk mencapai 400ribu  saja sangat lah amat susah,

Saat disinggung mengenai bantuan dari Pemerintah, Ismail  mengaku pernah mendengar adanya informasi itu. Namun, hingga saat ini dirinya pun tak kunjung menerima bantuan dari pemerintah tersebut.

Sebelumnya sudah bertanya kepada pemerintah setempat, tapi mereka bilang belum ada arahan dari atasan," ujarnya.

Terpisah, seorang pedagang  baju PKL Ambon (65) Warga Jalan kota bumi indah Kecamatan Sepatan, Ambon juga mengeluhkan hal sama dengan Ismail.

Dia mengatakan, Sebelum adanya PPKM usahanya omset jualan baju mencapai Rp 1juta per-hari. Namun saat ini hanya mencapai 550 ribu perharinya.

Untuk bantuan tidak pernah tanya kepada pemerintah setempat, takut nanti dibilang pengemis," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun