Pendidikan, sebagai salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Selama manusia masih bernafas, selama itu pula ia masih mengalami proses pendidikan, karena pendidikan yang dimaksud disini maknanya luas, tidak hanya mencakup pendidikan yang berlangsung di lembaga-lembaga formal, tapi juga pendidikan yang terjadi di luar lembaga-lembaga atau institusi tertentu.
Berbeda dengan konsep pembelajaran yang cakupannya lebih sempit. Sesuai dengan pengertiannya sendiri, pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dan murid dalam upaya transfer pengetahuan. Jadi sudah dapat dibedakan dengan sangat jelas perbedaan pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan di Indonesia diselenggarakan itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Pendidikan di Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3. UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 berisi mengenai Jalur Pendidikan, Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal.
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang di laksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti “Rakyat Muda yang Suka Berkarya”. Gerakan Pramuka di Indonesia telah dimulai sejak lama sekali, yakni sejak tahun 1923 yang di tandai dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan didirikannya Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta (Tim Esensi:2012). Di dalam kegiatan Kepramukaan sebagai program pendidikan nonformal ternyata terdapat juga pendidikan informal di dalamnya. Dalam kegiatan Kepramukaan saya mendapatkan banyak pengalaman didalamnya.
Dan setelah saya mempelajari pendidikan informal saya menjadi mengerti kalau didalam kegiatan kepramukaan terdapat unsur pembelajaran informal didalamnya, walaupun kegiatan kepramukaan dikenal sebagai program pendidikan nonformal. Dari situ terbukti kalau pendidikan informal tidak terdapat di keluarga saja seperti stigma masyarakat mengenai pendidikan informal, pendidikan informal juga terdapat di pembelajaran formal maupun nonformal. Didalam kegiatan kepramukaan terdapat metode pembelajaran informal self directed learning, incidental learning, dan social learning.
Menurut Knowles (dalam Isnaini. Journal Of Islamic Nursing. 04(02). 2019. 68) Self directed learning adalah proses individu dalam mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sesuai serta mengevaluasi hasil pembelajaran.
Contohnya di kegiatan kepramukaan adalah pada saat seorang pramuka mendalami materi atau Scouting Skill seperti Sandi-sandi, Pionering, Survival, dsb, di sana seorang pramuka mencari atau melakukan pembelajaran secara pribadi dengan bantuan media untuk menemukan cara atau metode termudah dari Scouting Skill dan langsung diaplikasikan karena di kepramukaan juga mengenal metode Learning by doing.
Menurut Krashen (dalam Makasau. Jurnal Jumpa. 05(02). 2017. 01) Incidental Learning adalah pembelajaran yang tidak direncanakan, tidak dirancang, atau pembelajaran secara kebetulan. Jadi Incidental Learning adalah pembelajaran dimana kita baru menyadari kalau ada pembelajaran didalam insiden di masa lalu atau pengalaman insiden masa lampau.
Didalam kegiatan kepramukaan terdapat Incidental Learning yaitu didalam kegiatan kepramukaan terdapat sistem beregu dimana warga belajar (pramuka) dibagi menjadi beberapa regu dan setiap regu terdiri dari 8-10 orang, dan didalam regu terdapat pembentukan ketua, wakil, dsb. Dari pembentukan regu terdapat pemberian materi dari pembina dimana pastinya akan diselesaikan oleh regu dengan cara bermusyawarah, dari hal itu ketika kita sudah di masyarakat kita baru sadar apabila didalam sistem beregu adalah simulasi kecil di masyarakat, di dalam masyarakat pastinya terdapat pemimpin dan anggota dan pastinya bermusyawarah untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan.
Menurut Albert Bandura (dalam Yanto. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 04(02). 2017. 67) Social Learning ini menerima sebagian besar prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal.