Mohon tunggu...
Alimbaron
Alimbaron Mohon Tunggu... Ilmuwan - Membaca dan menulis

Jika ingin mengenal dunia maka membacalah dan jika ingin di kenal dunia maka menulislah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tan Malaka dan Sjahrir

10 Februari 2022   02:28 Diperbarui: 10 Februari 2022   02:38 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pra kemerdekaan indonesia ada tujuh bagawan revolusi kemerdekaan indonesia, Tan malaka, Sjahrir, suekarno, hatta, amir Sarifuddin, Soedirman,a.h.nasution.l, awalnya mereka semua saling kontribusi dengan memperjuangkan kemerdekaan indonesia, tapi setelah kelamaan Mereke berpisah bahkan ide dan gagasan nya kontra diksi antara satu sama lain karna adanya perbedaan antar partai.

Tan Malaka merupakan tokoh pejuang di masa lalu yang lahir di bukit tinggi yang memamangku budaya Minang, konsep pemikirannya mengenai kemerdekaan mampu membuat kalangan pemuda kagum dengan kegigihannya dalam melawan Imprealisme Belanda sehingga separuh dari kehidupannya tak lapas dari penjara ke penjara. 

Tan Malaka selaku pejuang yang menginginkan kemerdekaan dengan cara revolusi (perlawanan terhadap Imprealisme Belanda) Tan Malaka sangat tidak sepakat dengan konsep yang di bangun oleh Sjahrir yaitu konsep diplomasi dengan negara penjajah, sebab kata Tan Malaka kemerdekaan tidak bisa diraih dengan diplomasi karena baginya hubungan diplomasi hanya akan menguntungkan kaum Feodal dan Kaum Borjuis dan merugikan kaum proletar dimana mereka akan selalu memanfaatkan kekuatan kaum proletar demi kepentingannya sendiri.

Sebagaimana yang kita ketahui dalam karya bukunya Tan Malaka yang berjudul Aksi Massa sebagian dari buku itu menjelaskan tentang Imprealisme Inggris terhadap India dan Imprealisme Amerika terhadap Filiphina tujuan Tan Malaka menulis sejarah kejadian di India dan Filphina hanya untuk membuat kaum proletar Indonesia sadar bahwa perjuangan harus di Sertai dengan perlawanan.
         
Dalam buku Aksi Massa yang ditulisnya Tan Malaka juga membahas  revolusi putch dimana kata Tan Malaka revolusi putch itu hanya suatu gerakan yang bersifat sementara dan biasanya gerakan ini di Motori oleh kaum borjuis dan kaum feodal yang memperalat kaum proletar agar kaum borjuis dan kaum feodal tetap bisa bekerja sama dengan penjajah dengan keuntungan yang lumayan besar. 

Tan Malaka selaku pejuang dengan idealisme yang kuat tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi di Indonesia sebab gerakan seperti itu akan memperlambat proses kemerdekaan dan menyengsarakan kaum proletar sehingga Tan Malaka turun dan nimbrung dengan kaum proletar agar kau proletar mau diajak berjuang dengan perjuangan yang asif dalam artian revolusi tanpa henti.

Sjahrir salah satu tokoh pejuang yang di kenal dengan gerakan bawah tanahnya dan hubungan diplomasinya yang secara tersembunyi juga mengkonsumsi tulisan atau karya karya Tan Malaka diantara buku buku Tan Malaka yang di konsumsi oleh Sjahrir ialah "Aksi Massa" Naar De Republika"  dan lain lain. 

Meski Sjahrir mengkonsumsi buku buku Tan Malaka tidak menjamin kesamaan konsep soal kemerdekaan bahkan mereka sering berbeda soal konsep kemerdekaan Ide dan Gagasannya sering bertolak belakang. 

Pada tahun tahun 1946 Sjahrir selaku perdana Mentri pertama Indonesia merasa kahwatirbatas konsep gerakan Tina Malak yang berbeda dengan dirinya dalam persoalan mempertahankan kemerdekaan, sehingga Sjahrir menyuruh pemuda yang berada dalam lingkarannya (pengikutnya) untuk mencari Tan Malaka setelah Tan Malaka di temukan langsung di penjara oleh Sjahrir tanpa sepengetahuan Soekarno. 

1949 Sjahrir melepaskan Tan Malaka karena takut diketahui oleh Soerkarno setelah melepaskan Tnman Malaka Sjahrir mengajak Tan Malaka untuk membuat Partai dengan tujuan untuk melengserkan Soekarno tapi Tan Malak menolak secara tegas bahwa partai di Indonesia hanya seperti musim kemarau dan musim hujan dalam artian hanya bersifat sementara dan hanya dilakukan demi keoentian kelompok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun