Matahari mulai terbit dari timur, kicauan burung mulai terdengar. Andi mulai bersiap siap untuk berangkat sekolah, hari ini ia sedikit cemberut karna kecewa kepada ibu nya, ia pikir ibunya lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya, Andi terus menekuk wajahnya.
Kring kring kring...
Bel sekolah berbunyi tanda berakhirnya pelajaran di sekolah untuk hari ini, di perjalanan pulang Andi memasang wajah ketus, ia berucap dalam hatinya "apa apaan ibu, hari ulang tahun anaknya sendiri lupa!"Â
Cuaca sedikit mendung, sesekali bunyi Guntur terdengar Andi cepat cepat berlari menuju rumahnya, ia terus berlari karna gerimis mulai turun, ketika ia menyebrang jalan, tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju dengan cepat dari arah barat menabrak Andi, Andi terpental beberapa meter dari jalanan, dadanya terasa sangat sakit, darah bercucuran dari mulutnya, semua terjadi sangat cepat, kondisinya sangat kritis, ia dilarikan ke rumah sakit
Jam menunjukkan jam 20.45 Andi mulai sadar ia melihat ke sekelilingnya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya, kepalanya masih terasa sedikit pusing, tiba tiba seseorang datang dan menanyakan kondisinya, ia adalah dokter yang menangani Andi, sang dokter menceritakan semua yang terjadi pada Andi, bawa kecelakaan yang menimpa Andi cukup parah Andi harus di operasi dan harus mendapatkan donor jantung, sesekali ia menanyakan kondisinya
Setelah beberapa menit sang dokter memeriksa Andi, tiba-tiba ia memberikan sebuah surat kepada Andi dan sang dokter ijin untuk pergi
Andi tak langsung membuka surat itu, iya menunggu ibunya "ibu ke mana ya anaknya masuk rumah sakit bukannya menemaniku disini" ucapan Andi dengan wajah kesal,
Karena ibunya yang ditunggu tak kunjung datang akhirnya Andi membuka surat yang diberikan oleh dokter tadi dan membacanya,
   "untuk anak ku Andi
Andi maafkan ibu nak hari ini ini adalah hari ulang tahunmu ibu tidak bisa memberikan apapun padamu ibu hanya bisa memberikan jantung ibu padamu semoga..."Â
Belum selesai membaca surat tersebut Andi langsung gemetar ia tidak bisa berkata apa-apa airmata mulai menetes dari matanya ia sangat terpukul saat tahu bahwa ibu nya rela berkorban merelakan jantungnya untuk diberikan kepada anaknya iya pikir ibunya tak pernah menyayanginya tapi ternyata salah ibunya sangat menyayanginya hingga rela kehilangan nyawanya demi anaknya Andi pun menangis sekencang-kencangnya, iya menyesal karena selalu berpikiran buruk tentang ibunya kilatan-kilatan memori muncul di kepalanya saat iya marah pada ibunya saat ia ya berperilaku buruk pada ibunya iya terus menangis sejadi-jadinya bahkan Andi tidak tahu apakah saat ini ia bisa hidup tanpa ibu-nya kini hanya penyesalan yang tersisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H