Masjid Ampel Surabaya merupakan pusat penyebaran islam pada masa Walisongo yang didirikan oleh Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Selain itu Masjid Ampel adalah hasil akulturasi antara Jawa-Arab yang memiliki arsitektur yang unik. Di komplek Masjid Ampel terdapat lima gapura, yang setiap gapura tersebut memiliki makna berbeda-beda. Kelima gapura tersebut antara lain: gapura munggah yang memiliki makna 'siapa saja yang melewati gapura ini akan selamat' dalam aksara Jawa, gapura paneksen yang bermakna 'seorang muslim yang melewati gapura paneksen akan kuat secara fisik maupun rohani yang terpancar kearah delapan mata angin, gapura poso bermakna perihal amal ibadah dan alam kubur, gapura ngamal memiliki makna kesuburan, keuntungan/kelebihan, gapura madep bermakna ibadah shalat yang harus menghadap kiblat. Setiap gapura tersebut menempati wilayah Masjid Ampel Surabaya.
Referensi
Ashadi. ( 2 Juli 2013). DAKWAH WALI SONGO PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN PERUBAHAN BENTUK ARSITEKTUR MESJID DI JAWA (STUDI KASUS: MESJID AGUNG DEMAK). Jurnal Arsitektur NALARs Volume 12 .
Stanza, M. (t.thn.). STUDI DESKRIPTIF TENTANG MAKNA SIMBOL PADA BANGUNAN MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA. Kata Kunci: Masjid Ampel, Arsitektur, Simbol.
Mashuri. (2010). Proses Berasitektur Dalam Telaah Antropologi: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan. Jurnal Ruang, Volume 2.
Yani, Muchammad. (2018). Menelusur Keunikan Arsitektur Masjid Peninggalan Sunan Ampel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H