Pada tahun 2018 aksara tersebut baru bisa diketahui, yakni bertuliskan Adhanawalewa wawadha aranga asasawapa yang memiliki arti siapa saja yang melewati gapura ini akan selamat.
Gapura paneksen terdapat empat buah ornamen yang seperti seperti tanaman yang memiliki banyak kuncup tumbuh yang bermakna kesuburan. Maksud dari kesuburan disini adalah kesuburan dari tanaman dan seorang wanita yang memiliki banyak anak.Â
Ornamen selanjutnya terdapat di dua buah tiang gapura yang berbentuk lambang surya kerajaan Wilwaktika. Lambang surya Wilwaktika dengan 8 sinar yang berupa bunga bermahkota delapan yang terlihat seperti perisai.Â
Ornamen terakhir yang terdapat pada tengah gapura yang berbentuk seperti matahari. Lambang tersebut bermakna bahwa setelah seorang muslim melewati gapura pakesta akan kuat secara fisik maupun rohani yang terpancar kearah delapan arah mata angin.
Gapura poso memiliki ornamen yang berupa teratai terdapat pada penopang gapura dan memiliki mana yang berkaitan dengan islam. Ornamen pada bunga teratai ini memiliki delapan kelopak dan didalamnya terdapat bunga teratai lagi dengan jumlah kelopak yang sama, yang apabila dijumlah berarti 16 buah kelopak.Â
Makna angka 16 yang tergambarkan pada bunga teratai memiliki makna jumlah keseluruhan huruf hijaiyah pada kalimat syahadat, selain itu juga merujuk kembali pada jumlah tiang Masjid Ampel saat pertama kali dibangun. Sedangkan angka delapan memiliki makna total huruf hijaiyah pada lafadz Allah dan Muhammad (alif, lam, lam, ha' dan mim, kha, mim, dal).Â
Karena kelopak bunga teratai berjumlah empat dan ada dua buah, maka dibagi dua yang hasilnya empat. Empat disini memiliki makna basmalah (bismillahirrohmanirahimi).Â
Pada bagian puncak gapuro poso yang berbentuk keranda dan dibawahnya terdapat seperti tempat tidur kecil berbentuk persegi panjang, bermakna kematian.Â
Selain itu juga memiliki hubungan makna yang berkaitan dengan dua tiang gapura yang menopang. Kedua tiang tersebut memiliki makna amal ibadah selama hidup didunia.