Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lingkungan Belajar yang Nyaman

7 Juni 2023   00:49 Diperbarui: 7 Juni 2023   00:52 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkunganbelajar murid yang nyaman sangat menentukan pembelajaran yang berkualitas. tidak dapat kita pungkiri bahwa sekarang ini masih terdapat guru-guru yang menerapkan hukuman dan skors sebagai  tindakan kepada peserta didik. 

Alasan yang konfensional muncul yaitu menumbuhkan efek jera agar murid tidak mengulanginya lagi, apakah benar? bahkan dalam beberapa kasus sistem hukuman seperti itu justru menumbuhkan sikap antipati dan kebencian yang berkali lipat. Sistem hukuman seperti ini  perlu ditinjau ulang karena berefek negatif. 

Daripada guru menghukum murid lebih baik seorang guru menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab kepada peserta didik melalui lingkungan belajar yang positif.  Hal ini mengingat banyak guru yang melakukan skorsing justru tidak menurunkan pelanggaran dan sebaliknya anak lebih liahi. Hal itu membuktikan dengan hukuman tidak menjamin murid  memiliki kesadaran diri dan tanggung jawab terhadap kegiatan belajar. 

Pertanyaannya,  apakah hukuman efektif sebagai bagian dari pendidikan murid? pandangan guru jika hukuman lebih efektif perlu diubah pandangan tersebut dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru harus mulai meyakinkan diri bahwa pada dasarnya murid mempunyai niat baik, namun kadang murid mempunyai kendala atau permasalahan. 

Disinilah peran guru untuk membantu murid mengatasi kendala dan permaslahan yang dihadapi oleh murid.  Maka perlakuan dan persepsi guru terhadap murid sangatlah penting. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman perlu keteribatan semua pihak. Artinya kita melibatkan semua warga sekolah dalam setiap kegiatan. Lalu ada faktor budaya sekolah yang perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan yang nyaman. Budaya sekolah adalah pola asumsi-asumsi dasar, nilai norma dan keyakinan yang dipegang bersama oleh sluruh warga sekolah. 

Seperti saling bergotong royong, menghormati, bertanggung jawab adalah merupakan budaya sekolah. Untuk menentukan dan menciptakan budaya sekolah perlu warga sekolah berkumpul dan berdiskusi. Pemikiran atau asumsi dasar sekolah akan dikumpulkan dan dianalisis kemudian ada nilai dan norma yang kita yakini bersama. Jadi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman warga sekolah perlu menghargai dan memahami pemikiran yang dianut oleh semua orang. 

Jika seorang murid dihargai keunikannya maka lebih termotivasi untuk belajar. Jika guru menegakkan aturan dengan mempertimbangkan beragam situasi dan karakter murid maka semua warga sekolah menjadi nyaman.  Bukan tidak hanya murid, sebagai guru juga merasa nyaman. Apabila ada murid yang tidak menaati aturan guru dapat mengidentifikasi penyebabnya agar murd sadar tentang makna dan aturan tersebut. Sebagai seorang guru yang dibesarakan di zaman yang berbeda dengan murid,  sudah seharusnya menghadapi masalahpun juga harus dengan kebijakan yang juga berbeda. Ketika seorang guru menghadapi permasalahan dan mencari solsui yang kurang tepat maka perlu dipikirkan kembali untuk memahami murid lebih baik. Cara-cara penanganan siswa dan menciptakan susana yang nyaman bisa ditimbulkan melalui diskusi ringan antar guru untuk saling bertukar informasi tentang latar belakang murid dan permasalahan yang mereka hadapi. 

Kadang ditemukan sikap murid berbeda dengan setiap guru. Hal itu turut mempengaruhi bahwa informasi latar belakang muridpun menjadi tidak sama antar guru satu dengan guru yang lain.  Untuk itulah pentingnya diskusi agar semakin mudah dan membantu satu dengan yang lain. Lingkungan belajar dan nyaman perlu terus dikomunikasikan baik antar guru dan murid maupun antar guru satu dengan guru yang lain. Jika lingkungan sudah tercipta dengan nyaman maka belajarpun akan berjalan dengan efektif. 

Budaya sekolah ini juga tecemin dalam profil pelajar pancasila yang dipancarkan dari beberapa dimensi misalnya dimensi gotong royong tercermin saat pembentukan kesepakatan dengan murid dan budaya sekolah. Dengan kita mempunyai nilai dan norma hal itu tercermin dalam sisi dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlaq mulai. lalu dimensi mendiri dan bernalar kritis dan kreatif juga hadir yaitu guru melibatkan murid saat kegiatan belajarnya. Hal itu membuktikan bahwa menciptakan lingkungan belajar yang nyaman juga cermin dari penguatan profil pelajar pancasila pada lingkungan sekolah.

     

Referensi:

1.Gossen, Dianne. 1996. Restitution: Restructuring School DIscipline. New View Publisher.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun