Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prinsip Pembelajaran Paradigma Baru

2 Juni 2023   09:10 Diperbarui: 3 Juni 2023   15:44 3255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di kelas. Sebagai pelaksana kurikulum guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat mengfasilitasi beragam kebutuhan murid. Apa prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid?

Ada 5 prinsip pembelajaran dengan paradigma baru yang dapat diperankan oleh satuan pendidikan dan guru untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.

1. Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid saat ini.

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan capaian setiap murid yaitu, kebutuhan belajar dan perkembangannya. Harapannya perbedaan kompetensi dan potensi setiap murid dapat difasilitasi sehingga murid dapat mendapatkan hak belajarnya dengan baik. Untuk memahami kebutuhan dan kemampuan murid guru dapat melakukan evaluasi sebelum proses pembelajaran yang salah satunya adalah asesmen diagnostik. Dari asesmen diagnostik guru dapat memenuhi kebutuhan murid kemudian guru memutuskan menggunakan pendekatan pembelajaran terdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan murid yang beragam.

2. Membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.  

Murid mempunyai fisik, mental, pikiran yang akan terus tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang mengembangkan pola pikir tumbuh, "Growth Mindset". Murid mengetahui apa yang dipelajari, mengelola tantangan, dan melakukan refleksi atas pengalaman belajarnya. Dalam konteks kelas misalnya guru melibatkan murid dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan membuka dialog dengan murid. Guru membantu murid menemukan dan menumbuhkan motivasi internal serta kepercayaan dirinya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

3. Mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid.

Keseimbangan kognitif dan sosial emosional menjadi penting bagi murid untuk menumbuhkan budi pekerti. Maka diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mempertimbangkan perkembangan karakter dan kompetensi murid. Contohnya guru mengembangkan kecakapan berfikir murid. Dengan penguatan literasi melalui teks. Guru menumbuhkan kecakapan sosial-emosional murid dengan mengapresiasi proses belajar, berempati, bekerjasama dan sikap saling membantu antar murid. 

4. Menyesuaikan konteks kehidupan murid.

Murid tumbuh dan berkembang berdasarkan konteks kebudayaan disekitarnya. Oleh karenanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan konteks kebudayaan dan kehidpan dimana murid berada. Ini selaras dengan fungsi satuan pendidikan yang salah satunya adalah memelihara warisan budaya yang hidup di masyarakat. 

Sebagai contoh guru mermbantu murid mengenal konteks diri dan lingkungannya. Murid berpartisipasi dalam kegiatan adat/budaya sebagai proses belajar murid. Guru menghubungkan murid dengan sumber disekitarnya misalnya komunitas sebagai mitra belajar. 

5. Mengarah pada masa depan yang berkelanjutan.

Murid merupakan generasi penerus masa depan yang akan menjaga dan mengisi keberlanjutan masa depan. Isu-isu dan tantangan seperti perubahan iklim kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM dan lain-lain dapat menjadi konten materi yang mendorong murid memiliki beberapa kompetensi untuk berkontribusi menghadapi isu dan tantangan tersebut. 

Maka penting bagi guru untuk membangun kesadaran murid pada masa depan yang berkelanjutan. Misalnya guru membantu murid menemukan pemahaman bermakna dan relevan bagi dirinya saat ini dan untuk masa depannya.

Kelima prinsip tersebut muncul sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi begitu cepat di dunia terhadap fakta keberagaman yang kita miliki. Dengan lima prinsip paradigma baru guru dan satuan pendidikan dapat menciptakan  lingkungan pembelajaran yang mendukung beragamnya, kebutuhan, bakat, minat, dan potensi murid. Setelah memahami prinsip pembelajaran yang memihak kepada murid apa yang selanjutnya dapat kita lakukan untuk mendampingi proses belajar murid?      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun