Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Lingkungan Fisik Kaya Teks di SD

7 April 2023   09:45 Diperbarui: 7 April 2023   09:54 4686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita sebagai seorang guru merasa tidak ingin meninggalkan buku karena sangat menikmatinya? atau tidak sabar ingin mengakhiri kegiatan dan ingin berkecimpung dengan buku?. Yang pertama tentu karena bukunya menarik. Tapi bisa juga karena suasananya yang nyaman dan mendukung sehingga kita rileks saat membaca,yang jelas kita menikmati proses saat membacanya. Bukankah hal ini juga kita harapkan terjadi kepada murid? yaitu membaca yang menyenangkan buat mereka. Murid membaca dan menulis lebih banyak karena menikmati bukan karena "disuruh". Tentunya hal ini tidak bisa kita tumbuhkan secara instan tapi tentunya membutuhkan kultur yang terus dibangun. Salah satunya adalah membangun suasanya yang menyenenagkan, bukan paksaan. Adapaun caara-cara yang dapat digunakan antara lain:

1. Menata lingkungan fisik yang menarik minat.

2. Menciptakan suasana yang nyaman.

3. Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi.

Kita bisa mengoptimalkan lingkungan sekolah dan kelas menjadi sarana untuk murid belajar banyak hal. Ada banyak sekali sarana-sarana di sekolah yang dapat kita manfaatkan untuk hal ini seperti, ruang kelas, gerbang sekolah, perpustakaan, kantin, toilet , lorong sekolah dan UKS. Ruangan-ruangan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana lingkungan yang kaya teks dan menjadi alat bantu untuk penguatan literasi pada murid. Intinya kita bisa menggunakan semua sarana yang ada untuk penguatan literasi.

1. Manfaatkan ruangan kelas.   

   Manfaatkan sudut kelas menjadi sudut baca kelas. Gunakan untuk menyimpan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca murid. Ajak murid untuk meminjamakan koleksi bukunya di rumah untuk sudut baca kelas secara bergantian. Sebaiknya juga bukan buku pelajaran sehingga murid terpapar dengan banyak variasi jenis bacaan termasuk genre cerita. Atau berkolaborasi dengan sekolah tetangga untuk bertukar koleksi buku. Guru juga bisa berkolaborasi dengan komunitas untuk ketersediaan akses membaca

2. Sediakan papan Display.

Papan display digunakan untuk memajang karya-karya murid. Pastikan papan ini  akan selalu diperbarui secara periodik. dari sini murid akan belajar dari karya temannya.

3. Papan Buletin

Papan buletin berfungsi untuk memberikan berbagai informasi, untuk fase A bisa diisi dengan kosakata baru diminggu ini, daftar nama anggota kelas, poster abjad, dan hal lain yang membantu murid untuk mengenal huruf dan kata. Sedangakn fase B bisa diisi dengan informasi-informasi yang disesuaikan dengan hobinya, seperti musik, games, makanan, dll. Bisa juga mengajak murid untuk menulis emosinya di papan bultein. Guru juga bisa menyiapkan artikel yang berkaitan dengan minat murid. Papan ini juga bisa digunakan sebagai petunjuk belajar atau hintboard yaitu rangkuman atau poster yang mengingatkan kepada murid tentang materi yang sudah dipelajari dan dibutuhkan untuk pelajaran selanjutnya seperti rumus skema dan sebagainya. Papan ini akan membantu guru dalam mengatur kelas yang berbasis diferensiasi nantinya. Murid yang mampu diarah untuk belajar mandiri dari papan petunjuk. sehingga memberikan waktu kepada guru untuk intervensi murid yang membutuhkan.

4. Pohon Buku.

Menata kelas dengan membuat pohon buku yang berisi daftar buku yang dibaca murid dan guru yang ditempElkan dalam kertas dalam bentuk lembar daun atau bunga. Pada fase A dapat diisi dengan buku-buku yang guru bacakan dan lembar daun diisi dengan judul penulis dan ilustrator. Pada fase B murid menulis sendiri informasinya ditambah dengan hal yang mereka sukai dari buku tersebut. Sedangkan pada fase C murid bisa menuliskan hal baru yang mereka pelajari dari buku ini. Ada juga penataan lainnya yang berhubungan dengan informasi kelas, seperti: keyakinan kelas, jadwal piket, label kelengkapan belajar, label peralatan pribadi murid, kalender pendidikan dsb. Ide-ide tersebut akan membuat kelas kita kaya akan teks dan bisa menumbuhkan budaya membaca tanpa paksaan. Namun ada saja ada murid yang teralihkan fokusnya, dengan rangsangan visual yang teralalu banyak. kita bisa menfasilitasinya di area depan kelas sehingga murid dapat berkonsentrasi dengan lebih baik. 

Penataan Perpustakaan

Perpusatakaan selain membantu menumbuhkan minat baca murid juga akan membantu menumbuhkan kemandirian murid dalam belajar. guru dapat memberikan pengalaman belajar dimana murid mencari informasi secara mandiri sehingga murid terbiasa untuk datang ke perpustakaan. penataan fisik perpustakaan dapat berupa:

1. Pengaturan Rak Buku

Atur rak buku berdasarkan tema sehingga memudahkan murid mencari berdasarkan minat atau kebutuhannya. Sediakan rak khusus untuk memajang koleksi buku-buku baru atau rak tematik yang diganti perbulannya. Misal tema ruang angkasa diganti bulan Februari dsb.

2. Papan display.

Perpustakaan juga bisa mempunyai papan display yang bisa diisi kata-kata mutiara, rekomendasi buku bulan ini yang melibatkan guru dan murid mengisinya. 

3. Poster buku.

Ajaklah murid yang suka menggambar untuk membuat buku rekomendasi dan sebagainya.

Area penataan lingkungan kaya teks juga bisa dioptimalkan area lain di sekolah. Seperti membuat sudut baca di dekat gerbang sekolah. Murid yang sedang menungu dijemput oleh orang tuanya dapat menunggu sambil membaca buku. Gerbang sekolah juga dapat diihiasi dengan visi dan misi sekolah, ucapan selamat datang serta profil murid sekolah.

UKS juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana informasi gaya hidup sehat dan kebersihan diri. UKS juga dapat diisi dengan poster kampanye atau peribahasa yang berkaitan dengan hidup sehat. Pengelolaan UKS bisa menyediakan informasi yang sedang tren atau yang berkaitan dengan murid SD seperti informasi tentang virus, pertumbuhan tulang, poster tubuh, dan sebagainya.

Begitu juga dengan kantin sekolah, hiasi kantin dengan kampanye-kampanye piring gizi,  kebersihan makanan, etika makan dsb. kampanye ini juga didukung dengan kampanye kantin sehat dari sekolah. Untuk menyelaraskan kampanye pada poster dan kondisi nyata yang dilihat murid.

Taman dan kebun sekolah bisa menjadi perpustakaan hidup bagi murid. Berikan label jenis tanaman untuk menambah pengetahuan mereka. Lorong sekolah yang kosong dapat disiisi dengan papan pengumuman yang memuat kegiatan-kegiatan sekolah, informasi lomba prestasi dan lain sebagainya. Bahkan dinding-dinding pada lorong dapat dimanfaatkan sebagai sarana informasi yang menarik. Kampanye atau himbauan juga bisa tersebar diberbagai sudut tempat di sekolah. Menata lingkungan fisik kaya teks di sekolah merupakan ide tanpa batas. Setiap area bisa dimanfaatkan untuk mendukung budaya literasi, bahkan anak tangga sekalipun

Penataan lingkungan fisik ini tentunya perlu terintegrasi dengan aktivitas literasinya jika tidak maka hanya sekedar sebagai pajangan. Padahal tujuan penataan fisik ini adalah menghadirkan lingkungan yang nyaman dan mendukung budaya literasi. Jadi biar efektif maka harus diikuti dengan aktivitas literasinya. Sehingga murid-murid kita mengikuti proses membaca dan menulis dan tumbuh menjadi generasi yang mempunyai kecakapan literasi dan pembaca sepanjang hayatnya. Jadi penataan seperti apa yang akan dilakukan oleh guru harus diakitkan dengan aktivitas literasi yang dilakukan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun