Banyak sekali upaya dari pemerintah agar pendidikan di negara ini menjadi lebih berkualitas. Upaya tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan kurikulum dari presiden satu ke presiden yang lain terlepas dari pro dan kontra yang ditimbulkan namun hal itu tidak lepas dari semangat menuju pendidikan lebih baik. Seperti sekarang ini pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi mas menteri Nadiem Anwar Makarim yang telah melakukan berbagai gebrakan dan terobosan. Mas menteri dianggap sudah berhasil melakukan transformasi pendidikan pasca pandemi yang membawa `keberkahan` tersendiri terhadap transformasi pendidikan Indonesia. Keberkahan itu terlihat dengan metode pendidikan yang tiba-tiba seakan memaksa guru untuk lebih akrab dengan teknologi. Tidak hanya guru, metode pembelajaran daring ini  perubahannya juga ikut `menyapu` di kalangan orang tua dan murid dengan paket pembelajaran luring yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali. Meskipun di awal menjabat diragukan dan mengundang banyak protes dari orang tua namun transformasi ini membawa dampak sangat signifikan terhadap transformasi pendidikan yang lebih modern.Â
Akibat transformasi yang dilakukan akhirnya membuka pengetahuan guru, wali murid dan aktifis pendidikan bahwa media pembelajaran dan metodenya dari sarana teknologi telah memudahkan murid untuk belajar dan berkembang lebih pesat. Hal  ini bisa dilihat dari kreatifitas guru dengan membuat media pembelajaran yang selama ini digunakan yang terkesan tradisional dan  monoton. Namun dari transformasi tersebut lahir guru-guru kreatif dan inovatif seperti penggunaan media berbasis video, guru youtuber, guru flogger, guru blogger, berdirinya banyak komunitas pembelajaran yang telah menambah pengetahuan serta berkembangnya skill guru yang sebelumnya buta sama sekali. Lebih menariknya lagi adalah pemerintah menyambut dengan semangat yang sama dengan diluncurkannya program-program seperti guru penggerak, organisasi penggerak, serta diluncurkannya platform merdeka mengajar yang membuka wacana guru seolah membuka skat-skat yang selama ini dibendung dengan tembok besar namun kini terbuka oleh siapapun gurunya. Pelatihan yang dulu hanya dinikmati orang-orang tertentu dan juga konon hanya bisa dinikmati oleh guru dengan koneksi tertentu kini seolah bangunan skat itu roboh dan dapat dinikmati bersama bagi yang mau belajar.
Usaha yang dilakukan pemerintah adalah bagaimana mewujudkan merdeka belajar bagi murid dan merdeka mengajar bagi guru yang terkonsep dalam Kurikulum Merdeka.
Mendorong Kualitas Guru.
PMM merupakan usaha sebagai karya nyata dari kementrian pendidikan sebagai upaya mendorong kualitas guru agar lebih baik untuk mewujudkan merdeka belajar. Inilah Paltform Merdeka Mengajar atau lebih dikenal dengan PMM, sebuah platform yang seolah kita dapat berwisata pengetahuan yang mana guru dapat memilih `menu` yang mereka sukai. Siapapun bisa berkarya dengan mengunggah hasil karya mereka, menginspirasi guru lain di seluruh Indonesia atau bisa mengambil inspirasi dari karya guru-guru lain. Guru tidak lagi kesulitan mendapatkan perangkat ajar, harus menghabiskan banyak waktu, foto kopi dan mengumpul file karena di PMM mereka bisa mengakses dokumen yang mereka butuhkan dengan paperless. Di masa lalu guru menghabiskan berhari-hari bahkan menuju tempat tertentu untuk mengikuti pelatihan, meninggalkan sekolah dan murid-murid mereka, keluar kota mengikuti seminar atau bahkan ikut pelatihan demi meningkatkan kompetensi mereka, menghabiskan biaya dan waktu. Namun kini pelatihan secara mandiri disediakan PMM untuk meningkatkan kompetensi guru. Dengan meninggalkan pelatihan gaya old fashion ,mendapatkan sertifikat dan selesai namun di PMM guru `dipaksa` menunjukkan kualitasnya dengan mengunggah karya nyata setelah pelatihan mandiri dan itu terstruktur dengan baik. Mereka yang menyadari pentingnya perubahan diri mereka, siswa mereka dan juga sekolah tentu dengan senang hati akan mengambil pelatihan mandiri untuk mengasah kemampuan mengajar. Namun sebaliknya mereka yang masih terjebak dengan zona nyaman dan masih tidak mau bergerak untuk berubah maka akan tergilas dengan perubahan itu sendiri. Â
Tidak hanya pelatihan mandiri yang membangun, namun PMM juga mewadahi komunitas sebagai sarana wadah praktik baik kurikulum merdeka. Bagi guru yang sensitif terhadap perubahan, Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakan surga bagi guru. Sambil mengajar dan aktif disekolah mereka dapat meningkatkan kualitas diri mereka dengan berlatih, berkarya, berdiskusi, mencari sumber belajar dimanapun dan kapanpun mereka mau.Â
Secara spesifik terdapat 5 produk Platform merdeka mengajar yang bermanfaat bagi guru:
1. Pelatihan mandiri
Produk pelatihan mandiri merupakan hal menarik karena diproduk inilah guru disediakan berbagai pelatihan mandiri yang jika di teliti sampai dijelaskan sampai hal teknis sehingga guru tidak menemui kesulitan dalam mengajar. Pelatihan mandiri dapat diambil waktunya secara fleksibel dan tidak mengganggu guru dalam mengajar.
2. Video Inspirasi.
Video ini dibuat sebagai referensi bagaimana memahami kurikulum merdeka agar dapat diterapkan dengan baik di satuan pendidikan masing-masing seperti panduan mengenal PMM, raport pendidikan, webinar tentang kurikulum merdeka dll.
3. Bukti Karya Saya.
Bukti karya merupakan hasil karya para pendidik yang menggambarkan kinerja dan kompetensi guru. Di dalam produk ini guru juga saling bertukar inspirasi dan pengalaman mereka dalam mengajar yang tentunya telah mereka buat berupa video pembelajaran, Â
4. Sesemen Murid.
Asesmen murid digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian murid melalui berbagai paket soal yang dapat dibagikan baik secara luring maupun secara daring.
5. Perangkat Ajar.
Perangkat ajar merupakan produk yang dapat dijadikan oleh guru sebagai bahan referensi mengajar dan membuat project. Perangkat ajar tersedia buku murid, buku guru dan buku ajar, modul project, buku teks yang didesign sudah mengacu pada kurikulum merdeka.Â
6. Komunitas
Produk komunitas disedikan oleh PMM sebagai wadah berbagi praktik baik sekitar praktik merdeka belajar. Komunitas didirikan oleh guru, dari guru dan oleh guru sendiri sehingga dengan adanya wadah ini diharapkan guru dapat berbagi ilmu dan pengalaman sekitar penerapan kurikulum merdeka.
 Keseluruhan produk di atas tentunya sangat dibutuhkan oleh guru sebagai semangat meningkatkan kualitas pengajaran dan penerapan Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar. Hal ini tentunya tidak lepas dari semangat mas menteri yang dari hasil pemikiannya yang didasari background beliau yang akrab dengan teknologi  ternyata membawa dampak yang besar dan signifikan meskipun awalnya banyak diragukan oleh banyak pihak. Dalam beberapa hal kebijakan ini juga mengusik beberapa pengamat pendidikan yang tidak setuju karena dianggap telah melenceng dari semangat keadilan dan pemerataan dibidang pendidikan. Memang tidak bisa dipungkiri terbatasnya akses internet sampai ke pelosok negeri membuat mereka kesulitan mengakses PMM namun kekurangan tersebut sedikit demi sedikit sudah diupayakan pemerintah. Namun disisi lain platform ini justru mendorong pemerataan pendidikan untuk semua untuk berpeluang maju meningkatkan kompetensinya. Tinggal sisanya apakah kita sebagai seorang guru ikut balajar dan menjadi bagian kemeriahan  kurikulum merdeka dengan berbagai kemudahan akses dan segala transformasinya ataukah hanya menonton dan nyaman dengan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H