Kasih, kini kau akan datang..
Bersama orang-orang yang menyambutmu dengan gegap gempita.
Entah dengan rasa bahagia atau hanya karena pahala.
Ooh Ramadhan .
Akankah kali ini engkau membawa wangi surga padaku.
Menjalani hari-hari penuh kenikmatan beribadah bersamamu.
Membangunkaku penuh kelembutan setiap malam dengan sujud pasrah.
Ooh Ramadanku...
Maafkan diriku yang selalu menganggapmu biasa.
Apakah aku bahagia dengan kedatanganmu karena nabi memerintahkannya?
Apakah aku rajin beribadah  hanya karena menginginkan surga?
atau Aku berpuasa karena ingin pahala yang melimpah?
Aku bersedekah karena ingin kekayaan dan juga berkah?
Namun...
Bagaimana aku bisa merasakan manisnya hari-hari bersamamu
tanpa gangguan nafsu keinginan apapun.
Ramadanku ...
Aku harus bagaimana menyambutmu.
Apakah dengan menyucikan diri?, tapi engkaulah kesucian.
Apakah dengan bertilawah?, padahal engkaulah keutamaan.
Atau dengan berbagai baju baru dan wewangian?
Kuyakin engkau tidak membutuhkannya.
Maafkan aku..Ramadan.
Aku menyambutmu dengan kepasrahan dan kekosongan.
Bajuku lusuh, jiwakupun lumpuh.
Hatiku tidak sejernih seperti orang-orang salih.
Ya rabb yang maha kasih.
Berikan setitik embun kesucian untuk menjamu tamuku.
Aku takut dengan sangat.
Apakah Ramadan ini yang terakhir
Ataukah seperti sebelumnyaÂ
Aku lewatkan kemuliaannya dengan penuh kebodohan.
Ramadan, Ahlan wahlan...
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI