Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Santri Apakah Khusus untuk Para Santri?

22 Oktober 2022   11:27 Diperbarui: 22 Oktober 2022   11:36 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 15 Oktober 2015 Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri asional. Keputusan tersebut tertuang pada keputusan Presiden (kepres) Republik Indonesia no 22 tahun 20215. 

Dalam penetapannya menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat terlebih sejak kampanye digaungkan dengan taggar #HariSantri22Oktober yang kebanyakan terafiliasi dengan oraganisasi keagamaan Nahdlatul Ulama. 

Sejarah penetapan hari santri ini memang terinspirasi dengan resolusi Jihad yang disampaikan oleh KH Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober 1945 yang bertujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. KH Hasyim Asyari sendiri adalah pendiri Nahdlatul Ulama. 

Kesan yang timbul di masyarakat adalah perayaan ini adalah hadiah untuk NU. Kembali kepada pro kontra, penetapan ini menuai penolakan oleh pihak Muhammadiyah hal itu bisa di lihat dari pernyataan dari Haidar Nasir  waktu itu tentang penetapan hari santri ini. Penolakan tersebut dengan alasan supaya tidak ada pengkotak-kotakan di masyarakat antara santri dan non santri.

Sejak digaungkannya hari santri tersebut hingga saat ini perayaan hari santri memang tidak disambut semua oleh mereka yang mengaku santri. 

Bahkan justru mereka santri-santri yang merayakan hal itu bisa langsung diketahui bahwa mereka berasal dari Pesantren Nahdlatul Ulama. Namun apakah pro kontra ini perlu dilanjutkan hanya karena ego kelompok? 

Disatu sisi memang benar bahwa kita perlu persatuan dan tidak perlu pengkotak-kotakan santri dan non santri namun disisi lain kaum santri perlu digaungkan karena selama kiprah mereka di dalam perkembangan bangsa sangat jarang dilirik kalau tidak bisa dikatakan diacuhkan. 

Ketika seseorang menjadi sukses mereka jarang sekali menyebutka background pesantren yang pernah mereka jalani namun lebih merujuk pada sekolah formal yang mereka banggakan. Hal ini menjadi wajar karena mungkin pendidikan agama yang pernah mereka tempuh tidak memberikan kontribusi. 

Padahal secara signifikan jika seseorang pernah mondok di pondok pesantren dia menerima banyak ilmu yang bebasis agama serta berpengaruh pada moral dan etika. 

Di kalangan masyarakat santri langsung di hubungkan kepada agama tertentu karena memang hanya islam yang memilikinya dan khas keindonesiaan. 

Tidak semua orang Indonesia beragama Islam dan tidak semua orang islam semuanya santri, apakah karena hal ini hari santri tidak semeriah hari-hari nasional lainnya? bersifat eksklusif hanya untuk santri dan dirayakan oleh kaum santri saja.

Inklusivitas hari santri sampai saat ini belum di tunjukkan oleh Departemen Agama karena selama ini hanya terbatas perayaan-perayaan di pondok pesantren secara seremonial. 

Jika hari santri hanya di tunjukkan hanya eksklusif ceremonial maka masyarakat luas tidak akan mengenal manfaat perayaan dan penetapan hari santri nasional. 

Kenapa tidak ada gebrakan dan keluar dari kotak misalnya santri dalam perayaan hari santri menunjukkan kepedulian terhadap alam dengan reboisasi, kegiatan tentang literasi atau kegiatan lain yang bersifat keindonesiaan yang bersifat beragam seperti kegiatan dengan pemeluk agama lain. 

Kenapa hal ini penting? karena motivasi penetapan hari santri itu berdasarkan reolsusi Jihad mempertahankan kemerdekaan indonesia oleh kalangan santri. 

Jika sekarang resolsui jihad itu bisa dialihkan kepada perjuangan mengisis kemerdekaan oleh kalangan santri dengan wujud aksi nyata sumbangsih para santri di tengah masyarakat. 

Jangan sampai hari santri terjebak hanya pada perayaan seremonial yang menghabiskan dana hanya untuk acara-acara keagamaan yang dinimati para undangan namun tidak berdampak signifikan, lebih baik hal itu digunakan untuk kegiatan lain yang berdampak kepada masyarakat sekitar. Bukankah kita ingin hari santri untuk semua? atau hanya untuk para santri saja?    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun