Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Bagaimana Menjadi Guru yang Dirindukan Siswa

13 September 2022   10:59 Diperbarui: 13 September 2022   11:49 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi guru bukanlah yang yang mudah. Profesi ini mungkin oleh sebagian orang dipandang sebelah mata karena di Indonesia profesi guru bukan salah satu profesi unggulan bahkan bisa jadi menjadi `profesi pelarian`, batu loncatan atau `daripada nganggur` karena tidak mendapatkan pekerjaan lain. Orang-orang yang berfikir seperti itu cukup berbahaya karena bisa membahayakan masa depan manusia. Jika seorang dokter salah memberi resep mungkin hanya satu dua orang yang celaka. Namun jika seorang guru salah memberikan pengetahuan maka bisa jadi satu kelas terancam sampai kemasa depan karena membawa pengetahuan salah yang diberikan oleh guru.  

Mereka yang mengambil kuliah jurusan keguruan tidak semuanya menguasai kelas dan bagaimana menjadi guru yang efektif dan inspiratif. Guru membutuhkan skill komunikasi yang baik, kreatifitas, keterampilan, kesabaran, anti-baper dan segudang sifat positif yang mendorong siswa-siswinya dapat menjadikan dia sebagi suri tauladan. Namun sifat positif tersebut tidak selamanya konsisten karena bagaimanapun mulianya seorang guru mempunyai batasan bahkan titik jenuh dalam kesehariannya. Untuk itu guru harus mempunyai skill dan tips bagaimana siswa dan siswi yang diajar dpat secara konsisten mempunyai semangat belajar, tidak tertekan dan tidak membosankan.

Dibawah ini terdapat beberapa tips yang pernah penulis jalankan dan terbukti efektif dalam mengelola siswa. Tips-tips ini bisa di terapkan secara langsung namun bukan berarti juga akan efektif bagi para guru yang membacanya karena berbeda kondisi baik datang dari internal maupun ekternal. Meskipun demikian secara umum hal ini sangat mudah diterapkan dan memicu inovasi setiap harinya.

Tips menjadi guru yang dirindukan siswa:

1. Memulai hari dengan bahagia.

    Setiap sekolah mempunyai kebijakan masing-masing dalam hal memulai pelajaran atau kelas mereka. ada yang memulai dengan berdoa bersama, memutar musik rohani di sekolah, berbaris antre masuk kekelas dan lain sebagainya. Namun yang menjadi pertanyaan apakah kebijakan tersebut membuat anak-anak merasa nyaman, bahagia atau gurunya saja yag bahagia? kepala sekolahnya saja yang bahagia karena mempunyai aturan `yang baik`?  budaya yang baik tidak serta merta hanya membuat nyaman satu pihak saja namun sebagaimana semangat merdeka belajar semua kebijakan yang dilakukan seharusnya berpihak kepada murid. jangan sampai kebijakan tersebut tidak membuat murid nyamana malah justru merasa terbebani di pagi hari. Salah satu yang dapat dilakukan sebagai alternatif adalah memulai greeting pagi dengan permainan yang menyenangkan.  Setiap guru dapat diatur untuk melakukan giliran tugas memberikan game pagi selama 10 menit sebelum masuk kedalam kelas. Dengan demikian diharapkan mereka mendapatkan nilai positif secara karakter, olahraga dan juga perasaan bahagia.  

3. Mempunyai rasa humor yang baik.

Tidak semua guru mempunyai rasa humor yang baik namun jika seorang guru mempunyainya maka hal itu merupakan faktor kelebihan tersendiri. guru yang mempunyai humor yang baik dapat di pastikan siswa-siswinya menerimanya secara menyenangkan. Namun jika humor tersebut berlebihan dan di gunakan terus menerus bukannya tidak mungkin akan menjadi hal buruk seperti diremehkan oleh siswanya. Sense of humor  dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memecah kehinangan dan ketegangan dalam belajar namun guru harus tepat memberikan humor karena jika humor salah tempat akan dinilai `garing ` dan justru akan terasa aneh.

4. Belajar diluar ruangan.

Tidak semua pembelajaran harus berlangsung didalam kelas namun bagi guru yang kreatif dapat memanfaatkan lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat alternatif untuk belajar misalnya taman, di bawah pohon, atau bahkan praktik yang membutuhkan media dan tempat yang luas akan terasa menyenangkan jika dilakukan di tengah alam daripada menampilakn video di dalam kelas yang membuat anak-anak terasa bosan. Memanfaatkan semua pancaindera untuk belajar akan terasa melekat kedalam otak anak-anak  karena mereka turut merasakan, melihat, menyentuh membau dan kenangan manis itu akan selalu mereka bawa hingga  dewasa. Jika sekolah tidak mempunyai ruang terbuka hijau maka bisa saja Pembelajaran di luar ruangan dapat memanfaatkan aula dan teras kelas.

5. Membuat projek kelas secara berkelompok.

Pernahkan kita merasakan ketika sekolah ada tugas individu yang harus dikumpulkan dan jika tidak mengumpulkan akan mendapatkan sanksi? Jika pernah maka pertanyaan selanjutnya, jika hal itu diberikan setiap hari oleh guru apakah sekolah terasa menyenangkan? tentu jawabannya tidak. Tugas individu yang sering dilakukan akan meningkatkan persaingan yang tidak sehat seperti mereka yang rajin akan selalu mendapatkan nilai baik namun mereka yang `tidak rajin` makin ke bawah. Namun jangan salah siswa yang dikalim `tidak rajin` itu mungkin dalam salah satu tugas kedisiplinan kurang namun bisa saja dalam hal sosialisasi dan kepedulian dia mempunyai nilai tinggi. Untuk itulah perlu inovasi tugas yang membutuhkan nilai kolaborasi dari seorang guru. Dari sini akan terlihat mereka yang terbiasa tugas individu dan unggul akan diuji bagaimana mereka dapat bekerjasama dengan yang lain. Pekerjaan kelompok juga memecah ketegangan bagi siswa yang momok dengan tugas individu. Dengan tugas kelompok diharapakn mereka menikmati pembelajarannya.

6. Inovasi pembelajaran. 

Di era teknologi guru sudah disediakan berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu dan memudahkan dalam proses belajar mengajar. Namun teknologi tidak semuanya berdampak positif. Salah satu dampak negatif yang dapat diteriam oleh siswa adalah adict terhadap penggunaan gawai. Guru harus mampu membuat inovasi agar pembelajaran tidak selalu menggunakan teknologi. Salah satunya adalah membuat media pembelajaran secara offline dan dapat dipraktikkan di dalam kelas . Media pembelajaran tidak harus rumit dan mahal namun dapat memanfaatkan barang-barang bekas . Memanfaatkan barang-barang bekas lalu menemukan ide dan jadilah media pembelajaran yang menarik oleh siswa.

Kelas atas juga bisa memanfaatkan media seperti tiktok, instagram atau media kekinian lain yang sangat dekat dengan dunia mereka. Guru mau tidak mau harus mampu menyesuaikan perubahan zaman dan style anak-anak kita. Jika tidak maka mereka akan meninggalkan kita atau kita yang ketinggalan zaman. 

7. Menghargai pekerjaan siswa.

Bentuk penghargaan kepada siswa tidak hanya sanjungan atau bahkan nilai yang baik secara numerik. Bahkan nilai dapat di kategorikan `hukuman bagi siswa`, namun bagaimana menghargai siswa secara nyata. Salah satu contoh bisa kita implementasikan lewat pembuatan projek di rumah dan menyuruh mereka membuat video singkat dari gawai mereka sendiri. Setelah itu hasilnya akan dikumpulkan, di upload ke medsos guru atau sekolah atau bahkan youtube. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sarana awarding kepada siswa. Nilai dari guru mungkin saja bisa dirasa sebagian orang nilai penghargaan individu dari guru namun karya anak yang hebat itu dimuat di youtube penghargaan tersebut bukan hanya datang dari seorang guru namun lebih luas dan anak semakin bangga dengan karyanya.  Lebih hebat lagi jika karya tersebut dilombakan maka akan memacu anak-anak lebih kreatif dan bahkan beberapa kasus orang tua mendukung kegiatan mereka dengan berkolaborasi di dalamnya.

Semoga beberapa tips diatas akan membantu para guru untuk terus berkembang dan mengambangkan diri. Anak-anak adalah amanat yang diberikan oleh Tuhan dan negara kepada kita untuk kita didik. Semakin kratif dan inovatif cara pengajaran kita maka    semakin baik hasil dan kualitas SDM yang akan dilahirkan di sekolah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun