Dunia saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat bahkan ada yang berpendapat bahwa perubaan di masa lalu yang membutuhkan puluhan tahun untuk bertransformasi kini dapat dilakukan hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang membuat semua orang mengakses informasi dari manapun dan tentang apapun. Dulu ketika kita ingin menguasai skill tertentu kita harus mencari orang lain yang mempunyai skill yang kita inginkan dan belajar kepadanya atau stidaknya ikut less paruh waktu.Â
Namun kini ada fenomena fenomena DIY (Do It Yourself) semua keterampilan yang kita inginkan sudah tersedia di internet meluangkan waktu untuk belajar dan akhirnya mempunyai keterampilan baru. Perspektif lama mengatakan bahwa orang tua mempunyai pengalaman lebih banyak dan untuk itu anak-anak muda harus belajar dari pengalaman mereka.Â
Namun kini persepektif itu telah berubah bukan masalah berapa lama kita hidup di dunia namun seberapa banyak kita belajar dari hal baru tidak peduli berapa umur kita. Jika anak muda banyak belajar hal baru maka sudah saatnya generasi tua belajar dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini tidak terkait dengan masalah hormat menghormati, etika itu masih ada namun terkait ilmu menjadi hal lain.
Di masa lalu anak muda harus menempuh Pendidikan yang tinggi agar mendapatkan hidup laik gaji yang tinggi dan akhirnya mendapatkan status sosial yang baik di tengah masyarakat. Kini perspektif itupun berubah lagi semua orang bisa `menggali emasnya` sendiri lewat internet, seperti menjadi youtuber, blogger, gamers dan lain-lain, yang tidak menuntut pendidikan tertentu namun hanya mereka yang `mau belajar` kesempatan tersebut terbuka lebar.
 Akibatnya kini banyak anak-anak muda yang belum genap umur 30 tahun sudah mempunyai penghasilan milyaran yang kita tidak mungkin berfikir hal itu terjadi di masa lalu. Dari perubahan-perubahan tersebut persepktif dunia kerja menjadi berubah akibat persaingan banyaknya orang-orang terampil dan mereka yang telah menempuh Pendidikan tinggi.Â
Dunia kerja saat ini lebih membutuhkan orang yang terampil dan mempunyai semangt kerja tinggi serta pembelajar namun dengan gaji yang masuk akal di bandingkan mereka yang berpendidikan tinggi dengan sederet titel yang panjang namun minim keterampilan praktis.
Perusahaan raksasa seperti Apple dan Google mengambil karyawan yang bisa mengerjakan tugas yang diperlukan, tanpa memandang apakah orang bersangkutan memiliki gelar sarjana atau tidak. Sebagaimana diberitakan Kompas, "Tak Perlu Jadi Sarjana untuk Kerja di Apple dan Google" pada tanggal 12 April 2019, Tm Cook, seorang CEO Apple mengatakan bahwa perusahaannya didirikan oleh mahasiswa yang drop out (Steve Job) dan mereka tidak berfikir untuk menuntut gelar sarjana untuk dimiliki jika ingin bergabung.Â
Cukup dengan keterampilan dan sertifikat pendukung. Akibat perubahan ini sepertinya juga akan berdampak pada jenis pekerjaan yang akan muncul dan yang akan musnah. Pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya belum pernah di fikirkan kini sudah mulai bermunculan.Â
Dulu Ketika kita masih anak-anak sering ditanya oleh para guru apa yang menjadi cita-cita kita kelak dan kita akan mengatakan profesi yang menjadi impian banyak orang yaitu dokter, polisi tantara kalau mundur kebelakang lagi akan tercatut kata, insinyur. Namun apa yang terjadi saat ini ketika anak-anak ditanya apa yang menjadi cita-cita mereka? Yang tergambar justru profesi-profesi baru seperti youtuber, gamer, flogger, softwer developer, video maker, digital marketing, penulis, dan profesi lain yang tidak pernah difikirkan generasi tua.
Perubahan Menuju Efisiensi
Jika kita rasakan dunia yang semakin cepat berubah ini lambat laun menuju proses efisiensi dan praktis. Lahirnya layanan ojek online, layanan makanan online dan jual beli online membuat manusia lebih efisien dalam berbelanja serta melakukan segala hal. Bayangkan saja dalam satu genggaman alat yang bernama smartphone di dalamnya sudah ada bank, berbagai macam toko, catatan penjualan bagi pebisnis, televisi, medsos dan segudang layanan yang cukup dalam satu alat dan hal itu praktis dan efisien.Â