Akhir tahun lalu presiden Jokowi mengemukakan bahwa beberapa layanan pemerintahan yang dikerjakan ASN mungkin akan di ganti oleh robot, tentunya bukan robot humanoid namun semacam alat yang melayani manusia seperti mesin (non humanoid).Â
Mereka yang selama ini merasa aman dengan profesi ASN dengan berbagai tunjangan dan fasilitas negara tentunya mulai gerah karena sudah merasa duduk di zona nyaman akibat tidak responsif terhadap perubahan.Â
Layanan robot yang telah dinikmati oleh manusia sekarang ini adalah dalam bidang perbankan yaitu mesin kasir ATM, orang cukup datang ke ATM dan memasukkan uang  ke mesin dan mesin akan menghitungnya dan beres.Â
Tidak perlu ke kasir, tanda tangan apalagi antri dan itu memakan banyak waktu. Bahkan kasir adalah profesi yang disinyalir punah pertama kali karena rencananya beberapa tahun kedepan semua bank memberlakukan ATM kasir ini. Jadi bayangkan jika kita masuk ke bank, Â hanya bertemu dengan security dan mungkin customer service.
Cerita lain adalah berubahnya alat pembayaran yang telah berevolusi. Pada awalnya kita kenal dengan alat pembayaran berupa uang, terus melalui transfer bank, Â lalu menggunakan kartu debet, kemudian ada buy now pay later, menyusul kemudian ada alat pembayaran non bank dan sekarang muncul istilah crypto.Â
Sebelumnya orang-orang mungkin menganngap bahwa pembayaran cash adalah raja namun  itu tidak berlaku lagi kalau kita masuk tol, no cash, bahkan di beberapa tempat di kota besar parkir tidak lagi menggunakan cash.
Dari perubahan-perubahan yang terjadi tersebut maka  timbul pertanyaan, dimanakah posisi kita? Apakah mengikuti perubahan yang ada dengan belajar kembali-hal-hal baru ataukah justru kita `mapan` dengan kondisi lama yang tidak mau berubah karena merasa senior?Â
Sudah saatnya mereka yang mapan dan generasi-genrasi senior yang merasa susah belajar kembali mewariskan dan memberikan tanggung jawab kepada generasi muda dengan konsep baru dan sistem  yang lebih kontemporer. Jika kita tidak mau berubah maka perubahan yang akan mengubah kita yaitu menuju punah.
Useless Generation
Biaya tenaga kerja yang makin tinggi membuat perusahaan memikirkan kembali bagaimana bisnis bertahan dengan lebih esisien. Pilihan yang dipilih adalah memilih kerja robot non humanoid yang dalam praktiknya malah justru menurunkan biaya sampai 60%. Jika ini terus berlanjut maka banyak generasi kita tidak akan terpakai dalam dunia industri, sudah merasa sekolah tinggi namun tenaga mereka tidak digunakan (useless).Â
Menurut Renald Kasali, kemungkinan di masa depan akan terjadi ledakan non degree  maksudnya adalah seperti yang disinggung sebelumnya bahwa berbagai pekerjaan nantinya tidak akan ditanya lulusan apa, dari kampus mana dan IPK berapa namun pertanyaan tersebut akan berubah menjadi apakah kita punya keterampilan khusus di bidang tertentu? Jika hal ini terjadi maka persaingan ketat akan terlihat antara mereka yang lulus universitas dan mereka yang hanya berlatih mandiri.Â