Mohon tunggu...
Alimah Fauzan
Alimah Fauzan Mohon Tunggu... social worker -

just love to share inspiration for better life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mbak Jo: Aktivis Perempuan dari Aussie

6 Juli 2012   14:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jo memaparkan, persoalan yang menimpa perempuan tersebut tidak terlepas dari faktor pendidikan yang rendah, karena negara juga belum mampu memastikan semua orang yang akan memperoleh pendidikan. Belum lagi kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang bagus, namun terbatas karena kondisi ekonomi negara atau daerah. Faktor lain, para perempuan itu juga tidak berani untuk menuntut haknya. Sementara budaya yang ada, juga menganggap perempuan layak mengorbankan diri untuk kepentingan keluarga. Sementara itu, pemerintah dan aparat hukum di Indonesia belum mampu melindungi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri.

“Ketika pertama kali melihat iklan untuk posisi translator dan editor di Fahmina, saya sangat senang karena posisi tersebut seakan didesain khusus untuk saya. Saya juga sangat menikmati bekerja di Fahmina, di sini banyak teman untuk berdiskusi. Pekerjaan di sini juga menarik dan sangat berarti,” ungkap Jo. Hal itu diakui Jo karena pengalaman kerja dan pendidikan sebelum datang di Fahmina, terkesan tidak teratur. Maksudnya, ketika orang mengambil kursus, contohnya ekonomi dan mata kuliah mereka terkait ekonomi semua, atau hukum, atau sastra atau pendidikan dan lainnya. Tetapi dia tidak mengikuti kursus yang jelas saat S1-nya. Dia belajar bahasa Arab, bahasa Indonesia, sejarah Islam, Peace Studies, Development di Asia Tenggara, kajian wanita, dan sastra Indonesia. Pekerjaannya juga beramacam-macam. Dia tidak pernah membayangkan bahwa ada pekerjaan di dunia ini yang menurutnya cocok dengan pengalamannya. Yaitu di Fahmina. “Saya betah di Indonesia tetapi untuk menetap, saya belum bisa karena masih ada keluarga di Australia. Tetapi mudah-mudahan saya masih bisa sering kembali ke Indonesia,” ungkap Jo yang kini telah kembali ke tanah airnya, Australia. ***Rasanya tak bosan-bosan membuka kembali lembaran kenangan bersama Joanne McMillan (akrab disapa Jo atau mbak Jo) saya juga pernah berbagi cerita pendek bersama Jo dalam "strawberry juice dari Jo..." dan about the bucket and the searchlight, kali ini saya juga berbagi tentang Jo yang kini telah kembali ke tanah airnya dan memiliki seorang putera. Tulisan ini adalah bagian dari cinta kami padanya, yang pernah saya tulis di media  Fahmina-Institute. all pictures are taken from Joanne's facebook album and my collection and radiokomunitas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun