Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi dalam berbagai kegiatan. Bahasa dapat diartikan sebagai sistem yang terbentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola tetap. Sistem bahasa ini terdiri dari lambang-lambang bunyi, di mana setiap lambang tersebut mewakili konsep atau makna tertentu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dalam bahasa memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Melalui penggunaan bahasa, kita dapat memahami perspektif, pemahaman terhadap berbagai hal seperti negara, asal-usul bangsa, pendidikan, bahkan sifat diri sendiri. Untuk memastikan komunikasi yang lancar dan efektif, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa, penting bagi penerima dan pengirim pesan untuk menguasai bahasa dengan baik.
Banyak di kalangan masyarakat yang sering keliru dalam penempatan kata dalam kalimat, dan penggunaan kata-kata tersebut kerap tidak tepat. Kerancuan tersebut kerap terjadi hingga membuat masyarakat bingung dalam menggunakan bahasa baku. Masyarakat tidak selalu memperhatikan apakah tulisan mereka sesuai dengan aturan atau tidak, hal ini menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia yang benar masih kurang diperhatikan. Oleh karena itu, masih sering dijumpai kata-kata yang tidak baku, penggunaan kata asing, penggunaan huruf kapital dan kesalahan dalam penggunaan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang sudah disempurnakan
Maju pesatnya teknologi mendorong masyarakat untuk berkomunikasi secara online. Masyarakat merasa senang dengan kemudahan berkomunikasi kapan pun dan di mana pun yang diberikan oleh perkembangan teknologi ini. Fenomena ini membuat media sosial menjadi sangat diminati, dan salah satu platform komunikasi yang paling populer adalah Instagram. Instagram menjadi tempat bagi individu untuk mengekspresikan karya-karya mereka dengan cara yang unik. Salah satu contohnya pada akun Instagram @gema.membiru
1. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Penggunaan huruf "m" yang benar pada kata "mungkin" seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital, sebab kata tersebut merupakan awal dari sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Mungkin bukan dia orangnya.".
Â
Penggunaan huruf "a" yang benar pada kata "ada" seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital, sebab kata tersebut merupakan awal dari sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "ada banyak yang bilang, ada banyak yang tidak bisa lagi, diraih.".
Â
Penggunaan huruf "T" yang benar pada kata "tapi" seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital, sebab kata tersebut merupakan awal dari sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Tapi, Tuhan tidak mungkin izinkan kita berjuang kalau tidak punya arti apa-apa.".
Â
2. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik
Penggunaan tanda baca yang benar setelah kata "dilepaskan" seharusnya diberi tanda baca titik, sebab kata yang tercantum merupakan akhir sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Kadang, beberapa hal memang harus dilepaskan.".
Penggunaan tanda baca yang benar setelah kata "bertahan" seharusnya diberi tanda baca titik, sebab kata yang tercantum merupakan akhir sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Tahun ini. Tidak semua orang bahagia. Ada yang patah, ada yang terluka, ada yang tidak lagi berani berharap. Tapi bagaimanapun juga, ternyata kita tetap bertahan.".
Penggunaan tanda baca yang benar setelah kata "aja" seharusnya diberi tanda baca titik, sebab kata yang tercantum merupakan akhir sebuah kalimat. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Terlalu sering memendam semuanya dan pura-pura baik-baik saja.".
3. Penggunaan Huruf Miring
Penggunaan huruf miring yang benar pada kata "at the and, i should love myself" seharusnya ditulis miring, sebab kata tersebut merupakan bahasa asing. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "At the end, i should love myself.".
Penggunaan huruf miring yang benar pada kata "that's ok, i will be fine" seharusnya ditulis miring, sebab kata tersebut merupakan bahasa asing. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "That's ok, i will be fine.".
Penggunaan huruf miring yang benar pada kata "i wish. Iwash good enough" seharusnya ditulis miring, sebab kata tersebut merupakan bahasa asing. Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "I wish, i was good enough.".
4. Penggunaan Kata Tidak Baku
Menurut KBBI pada kata "nggak" pada kalimat diatas merupakan tidak baku. Seharusnya ditulis "tidak". Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Ayo kita usahakan rumah itu, walaupun dunia tidak abadi, walaupun kita tidak abadi.".
Menurut KBBI pada kata "segimanapun" pada kalimat diatas merupakan tidak baku. Seharusnya ditulis "bagaimanapun". Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Bahwa bagaimanpun kita sudah pergi jauh dari tempat itu, ternyata cinta pertama masih selalu membekas erat.".
Menurut KBBI pada kata "aja" pada kalimat diatas merupakan tidak baku. Seharusnya ditulis "saja". Jika dituliskan dengan baik dan benar menjadi "Kalau saja, dari awal kita tidak pernah ketemu.".
Sebagai masyarakat, sepatutnya kita mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh KBBI dalam penggunaan bahasa Indonesia. Penting juga untuk menggunakan tanda baca dengan tepat guna menghindari makna yang ambigu dan rancu dalam komunikasi. Sebagai warga negara Indonesia, seharusnya kita merasa bangga dan mengamalkan penggunaan bahasa yang baik dan benar, terutama dalam media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H