Mohon tunggu...
Alika Liana Putri
Alika Liana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi yang tertarik dengan matematika dan hobi mendengarkan musik sambil membaca artikel atau komik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengapa Kaum Kepercayaan dan Adat Dapat Ikut Berperan Mengatasi Pemanasan Global?

16 Desember 2024   19:35 Diperbarui: 16 Desember 2024   19:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Warga Adat Melestarikan Lingkungan. Sumber Foto: Pinterest

Pemanasan global merupakan situasi ataupun keadaan di mana Bumi terasa semakin panas dan suhu rata-rata di Bumi mulai meningkat, baik di daratan, laut, ataupun atmosfer Bumi. Pemanasan global dapat terjadi karena disebabkan oleh efek gas rumah kaca yang meningkat di atmosfer Bumi. Dilansir dari website perpustakaan.menlhk.go.id, gas rumah kaca terdiri dari karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Gas rumah kaca ini berasal dari alamiah dan berbagai macam aktivitas manusia. Contoh alamiah, seperti pelepasan gas dari laut, letusan gunung berapi, pernapasan hewan dan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh dari berbagai macam aktivitas manusia, seperti pembakaran batu bara dan fosil, pembakaran sampah, aktivitas deforestasi atau penebangan hutan, dan lain sebagainya. 

Gas rumah kaca sebetulnya sangat diperlukan Bumi agar dapat menghangatkan permukaan Bumi, tetapi jika kadar gas rumah kaca tersebut semakin meningkat, maka dapat menimbulkan pemanasan global dan memberikan efek kewaspadaan untuk manusia. Hal tersebut dapat mengakibatkan keadaan Bumi menjadi tidak baik, mulai dari adanya kekeringan, mencairnya es atau gletser di Kutub Utara, perubahan iklim yang ekstrem, ketidakstabilan ekosistem, punahnya berbagai flora dan fauna, dan lain sebagainya.

Lalu, siapakah yang harus berperan lebih lanjut untuk mengatasi pemanasan global ini? Jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut adalah manusia, karena segala hal yang menimbulkan banyaknya kadar gas rumah kaca ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Manusia dapat berperan lebih aktif untuk mengatasi pemanasan global sebelum keadaan tersebut semakin memburuk dan memperparah keadaan Bumi. Hal tersebut dapat diupayakan dengan peran kaum kepercayaan dan adat, sebab mereka memiliki peran andil dan potensi yang besar untuk mengatasi pemanasan global. Berikut ini adalah alasan mengapa kaum kepercayaan dan adat dapat ikut berperan penting untuk mengatasi pemanasan global.

1. Keterkaitan Spiritual dan Filosofi Hidup yang Seimbang dengan Kehidupan Alam.

Adanya ikatan antara spiritual dan filosofi hidup yang seimbang sehingga membuat kaum kepercayaan dan adat lebih memandang alam di sekitarnya ini perlu dijaga, dirawat dan dihormati, karena alam juga merupakan kehidupan yang mereka tinggali. Selama hidup di Bumi, alam yang ikut berkontribusi untuk keberlangsungan hidup manusia di Bumi ini. Sudah sepatutnya ada rasa tanggung jawab terhadap manusia terlebih lagi kaum kepercayaan dan adat yang memandang alam sebagai kehidupan untuk mereka. 

Selain itu, faktor lainnya adalah kelompok adat yang memiliki aturan sendiri untuk menjaga dan merawat alam sekitar seperti adanya larangan adat, yakni dengan memberikan larangan untuk siapa saja yang ingin merusak alam, seperti merusak hutan, tanah, sungai, danau, pepohonan, dan lain-lain. Contohnya, melarang untuk menebang pohon di hutan keramat secara sembarangan dan adanya aturan adat untuk penggunaan lahan.

Tidak hanya kelompok adat saja yang mementingkan pelestarian terhadap alam, tetapi faktor lainnya seperti kehidupan spiritual yang dapat menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari kewajiban moral dan identitas budaya. Kehidupan spiritual dapat membentuk pola pikir, perilaku, dan tindakan manusia yang selaras untuk menjaga lingkungan sekitar. Dengan adanya kehidupan spiritual, sehingga dapat mendorong seseorang untuk bertindak demi kebaikan bersama, termasuk melestarikan alam.

2. Didasari dengan Adanya Pengetahuan Tradisional.

Kaum kepercayaan dan adat memiliki pengetahuan mendalam mengenai ekosistem lokal yang sudah ada sejak dulu dan menjadikan pengetahuan tersebut sebagai pengetahuan tradisional atau turun menurun. Pengetahuan tradisional ini dapat mencakup pengelolaan lahan secara berkelanjutan dan sumber daya alam.

Pengelolaan lahan secara berkelanjutan ini dikembangkan dengan metode yang produktif seperti menjaga kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati seperti flora dapat terus terjaga dan dilestarikan jika kesuburan tanah juga diperhatikan, sehingga dapat digunakan untuk menanam pohon dan berbagai macam flora yang berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida dan dapat mengurangi pemanasan global.

Kaum kepercayaan dan adat memiliki pengetahuan mendalam untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam. Mereka memiliki cara tradisional untuk mengelola sumber daya seperti hutan, flora dan fauna. Contohnya, dengan melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara bersamaan guna untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di kawasan mereka dengan secukupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun