Ada seorang dosen yang ingin melamar mhasiswa smester 1.
saya berfikir bukan untuk mahasiswa nya,tapi saya lebih cenderung memikirkan dosen tersebut.
saya sangat mengerti dosen itu juga manusia biasa dan bliao juga mempunyai nafsu,hasrat seperti hal nya kita pun mahasiswa.
tapi saya berfikir dosen itu yang menjadi panutan kita,guru saya dan pasti nya yang sangat saya banggakan mempunyai panutan yang kita kenal intelektual nya.
tapi saya sangat kecewa dengan ada nya berita tersebut,saya langsung kecewa dengan semua itu.
tapi yang saya ketahui semua itu tergantung dengan moral/aqidah dosen itu sendiri.
yang saya fikirkan dosen itu pintar tapi tidak mengerti,sama hal nya para MASTER CORRUPTION/MASTER OF CORRUPTION,
yang tidak memikirka apa yang dia lakukan, dan bliau menghalalkan segala cara untuk sampai tujuan utama/tujuan besar.
dan bliau tidak memikirkan pa yang terjadi di depan nanti.
pada akhir nya mahasiswi tersebut takut belajar, berangkat kuliah pun tidak konsentrasi,merasa risih,dan masih banyak yang dia tidak nyaman kan.
apakah negara kita selalu begini-begini saja nasib nya....?
harus di rubah pak.
lalu siapa yang merubah  yaitu mulai dari diri kita semua pak.
dengan belajar merendah kan egoisme masing-masing agar negara tercinta ini tidak lagi di lecehkan/di jelek- jelekan oleh negara sendiri/ negara orang.
saya sangat bingun dengan ke'adaan tercinta ini.
lalu sebagai orang yang berpendidikan kadang kita masih bingung ingin melakukan apa.
tapi saya yaqin semua orang masih mempunyai fikiran yang jernih untuk memikirkan nasib negara kita ini..
salah satu nya kita harus belajar, dan belajar aqidah yang sangat baik.
SAAT NYA KITA MEMPERBAIKI DIRI KITA DAN NEGARA TERCINTA INI.
saya sangat tahu ciri khas orang indonesi asli itu tidak serakah.
asalkan kebutuhan sehari-hari terpenuhi tidak kan berbuat yang merugikan.
tapi kembali lagi dengan aqidah,etika masing masing dari kita sendiri
untuk itu mari kita bersma-sama majukan dunia pendidikan di negara tercinta indonesia kita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H