Mohon tunggu...
Ali Imran
Ali Imran Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Singkep-Kepulauan Riau

"Seorang guru yang baik, seperti seorang penghibur yang baik, harus lebih dahulu menarik perhatian penonton, lalu setelah itu baru dia bisa mengajarkan pelajaran." - John Hendrik Clarke

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

14 Februari 2023   09:55 Diperbarui: 14 Februari 2023   09:57 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Ali Imran (CGP Angkatam 6 Provinsi Kepulauan Riau)

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert (Sumber : Modul Guru Penggerak)

Dari kutipan di atas kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang sedang saya pelajari adalah Berkaitan dengan dilema etika, guru sering mengalami dilema etika dalam pembelajaran antara materi atau nilai yang akan muncul dengan pendidikan karakter.

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita. Menurut saya sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai - nilai guru penggerak bertugas sebagai among yang berpihak kepada murid sehingga dalam mengambil keputusan pastilah bertanggungjawab sebab pendidikan adalah sebuah proses untuk berprilaku dan pengalaman yang bermakna

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan dengan menuntun siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya, melalui pembelajaran berdierensiasi , memenuhi kebutuhan murid.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel (Sumber : Modul Guru Penggerak)

Dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah saya alami Bahwa murid  memiliki potensi berdasarkan kodrat alam maupun kodrat zaman  yang dapat ditumbuh kembangkan dan hasilnya  tergantung dari bagaimana kita sebagai pendidik  bersikap dalam kegiatan  pembelajaran.  Ki Hajar Dewantara menyebut pendidikan seperti seni karena pendidikan merupakan hasil dari karya seni cipta, karsa dan karya yang didalamnya memiliki nilai-nilai moral, kebajikan dan kebenaran universal.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara belajar berpihak pada murid, guru sebagai among yang menuntun murid dan belajar sepanjang hayat. Ing Ngarso Sung Tulodo (didepan memberi panutan/ contoh) Ing Madyo Mangun Karsa (ditengah memberi/membangun semangat, niat maupun kemauan dan Tut Wuri Handayani ( dibelakang memberi dorongan dan semangat sehingga pada saat menjadi seorang pemimpin pembelajaran harus sudah berprinsip Pratap triloka. Pengambilan keputusan sebagai seorang pemimipin pembelajaran berpihak kepada murid.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Adapun nilai-nilai yang saya miliki seperti berpihak pada murid, kolaboratif, mandiri dan reflektif dangat mempengaruhi saya dalam membuat keputusan, seperti contohnya saya akan merancang sebuah perencanaan pembelajaran maka saya akan mandiri dan berpihak pada murid, berkolaborasi dengan rekan sejawat dan seandainya pada tengah perjalanan terdapat perbaikan maupun penyempunaan maka saya akan melakukan reflektif dan tindak lanjut. WELBEING akan terwujud melalui  suatu  keputusan  yang diambil, yang harus dapat kita pertanggungjawabkan,  dengan sikap tanggung jawab dari dalam diri,  suatu keputusan yang kita ambil mencerminkan prinsip diri kita (Tanggung Jawab).

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya?

pada saat melaksanakan coaching ada didalamnya mengajukan pertanyaan -pertanyaan yang berbobot, pemilihan pertanyaan yang berbobot sangat mempengaruhi saya dalam membuat keputusan yang berbasis nila-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Kedepannya coaching dapat menjadi salah satu Langkah dalam menyelesaikan kendala Tujuan coaching   menggali potensi guru sehingga dalam prosesnya akan terjadi Pengambilan keputusan  yang berpihak pada murid. Pengambilan keputusan akan lebih efektif  karena berasal dari potensi yang dimiliki guru Sehingga Dapat dipertanggung jawabkan dan dapat mewujudkan wellbeing dalam ekosistem sekolah

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru Sangat berpengaruh  terhadap pengambilan keputusan  khususnya pengambilan keputusan dilemma etika, karena guru dapat :

  • Menunjukkan integritas dan kejujuran,
  • Mampu mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam situasi apapun 
  • Mampu memahami pendapat orang lain
  • Peduli , bertanggung jawab  dan mengambil tindakan untuk kepentingan diri sendiri, masyarakat dan kelompok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun