Mau tidak mau, sebagai ibu kota negara nantinya, pasti menjadi gula-gula  yang mengundang banyak pendatang. Sama seperti Suku Betawi yang kian  terpinggir di Jakarta. Bukan tidak mungkin suku-suku asli di Kalimantan  juga akan mengalami hal yang sama. Konsekuensi itu mau tidak mau pasti  terjadi. Oleh karena itu, apabila sudah siap dengan segala konsekuensi  itu, berarti Kalimantan (entah di mana pun berada) benar-benar sudah  siap menjadi ibu kota negara.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut kesiapan sosial budaya masyarakat asli Kalimantan patut dipertimbangkan. Faktor kesiapan sosial budaya ketiga kandidat ibu kota negara perlu dibandingkan. Selain sisi kebencanaan, keekonomian, dan infrastruktur, serta biaya yang dibutuhkan, faktor sosial budaya harus diperhatikan. Manakah kandidat yang potensi konflik sosialnya paling kecil.
Pak Jokowi, semoga benar ibu kota jadi pindah ke bumi Kalimantan. Agar Kalimantan tidak hanya iri melihat gemerlap pembangunan di Pulau Jawa dan Sumatera. Agar jangan lagi ada idiom Garuda di dadaku, Malaysia di perutku. Agar tidak lagi ditemukan kubangan-kubangan sapi di jalanan pedalaman Kalimantan. Agar Kalimantan tidak terkesan dianaktirikan.
Pak Jokowi, semoga benar ibu kota jadi pindah ke bumi Kalimantan. Agar mampu menyejahterakan suku-suku asli di Kalimantan. Semoga benar ibu kota jadi pindah ke Kalimantan. Tanpa membuat suku asli terpinggirkan. Semoga benar ibu kota jadi pindah ke bumi Kalimantan. Rumah bagi semua suku yang ada di Nusantara. Tanpa membuka peluang konflik yang pernah terjadi kembali terulang. Semoga. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H