Ketiga, orangtua dapat memberikan mainan yang dapat menstimulasi bahasa anak. Pada saat anak bermain, orangtua maupun penata laksana rumah tangga harus ikut bermain dengan anak. Pada saat itulah anak-anak belajar kata-kata baru dari teman bermain. Keempat, memberikan kesempatan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Memang akan sangat kesulitan apabila tinggal di perumahan elite. Jangankan mengobrol 'menenangga', saling bertegur sapa saja tidak. Namun, apabila lingkungan perumahan kita memungkinkan anak dapat bersosialiasi dan lingkungan sosial juga baik, berikan kesempatan penata laksana rumah tangga mengajak anak 'menenangga'.
Orangtua bekerja menguras pikiran dan tenaga, bisa-bisa pulang sore. Bahkan tidak jarang orangtua pulang sampai larut malam. Orangtua terkadang tidak sadar pulang dengan muka masam. Anak yang harusnya disuguhi dengan wajah ceria justru jadi sasaran emosi. Sedangkan anak hanya menuntut haknya, yakni waktu bersama orangtua. Selayaknya orangtua pulang dengan senyuman agar selalu dinanti anak. Waktu yang hanya kisaran dua jam sebelum anak tidur harus bisa dioptimalkan. Ajak anak bermain, stimulasi bahasa anak dengan mengajak berbicara, tanyakan aktivitas anak seharian. Biarkan anak menumpahkan isi hati dan pikirannya. Saat itulah orangtua membayar hutang waktu bersama anak sekaligus menstimulasi bahasanya.
Selamat mengedukasi penata laksana rumah tangga menjadi 'guru PAUD' yang baik bagi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H