Sekarang, sesekali Saya pas longgar menemani anak-anak bermain pasar-pasaran (program kami mengajarkan anak-anak entrepreneurship sejak dini). Anak-anak Saya pahamkan apa itu uang, apa itu menjual, apa itu kaya, apa itu usaha dan lainnya. Dengan pengulangan-pengulangan kesekian kalinya, sekarang sudah ada konsep dalam diri mereka, saat ditanya orang cita-citanya, Jihan pengen jadi bos hotel sama Mall, Ka' Yasmin pengen jadi bos sapi (Saya masih belum menemukan jawabannya kenapa bisa milih sapi), Ka' Naya pengen jadi bos mukena, Ka' Ahmad pengen jadi bos Bus sama truk. itu yang saya ulang-ulang, dan kini mereka konsisten atas pilihan mereka dan belajar tanggung jawab atas pilihan mereka. (Anak belajar melalui bermain, pembelajaran bisa efektif ketika ada pengulangan-pengulangan. Fakta membuktikan seseorang yang sukses dalam usaha karena enjoy dengan yang ditekuni. Bukan hanya profit tapi juga kesenangan yang didapatkan).
Sama dengan lingkungan pendidikan lain, beragam anak beragam latar belakang orangtua. ada beberapa dari keluarga yang kurang beruntung karena Ayah Bundanya memiliki perbedaan prinsip (klasik sekali) sehingga harus terpisah (amint-amit). Anak dalam hal ini memang lagi-lagi yang terkorbankan. Dengan bernagai pendampingan alhamdulillah anak-anak itu menemukan keluarga yang hangat saat menganggap teman-teman dan Bunda-bunda di penitipan adalah keluarganya. Saya pun mendapat predikat Ayah (Alhamdulillah sudah bisa mencicipi rasanya punya anak banyak). (Mendapatkan kasih sayang merupakan hak anak, kita sebagai orangtua wajib memenuhinya, tanpa alasan capek kerja dan alasan lainnya).
Alhamdulillah Saya menemukan lingkungan seperti ini. Agar selalu berusaha menjadi orangtua yang baik. Saya bisa merasakan lagi manfaat belajar Psikolinguistik saat kuliah Pak Slamet (meskipun banyak ngantuknya karena belum tahu benar manfaatnya). Manfaat kuliah Teori Belajar Bahasa dengan Bu Handayani, dan mata kuliah lainya. (setiap ilmu ada manfaatnya, merasakan penting saat kita harus menggunakannya). Alhamdulillah, bisa belajar PAUD (meskipun cenderung lompat kolam) tapi ternyata kolam itu ada rasa yang sama antara Bahasa dan Pendidikan Usia Dini. (Tidak ada yang rugi saat kita menuntut ilmu dan belajar).
Inilah sepotong cerita, Sabtu pagi, setelah menerima Ayah Raisya yang konsultasi karena perkembangan motorik kasar, bahasa, dan sosialnya yang agak lambat.
Setiap anak istimewa terlebih bagi orangtuanya
Tugas kita mengistimewakan kepercayaan yang besar ini
Setiap anak memiliki potensi, yang diturunkan dari darah daging Ayah Bundanya
Namun, anak juga bukan bentuk jadi, kewajiban kita mewarnainya
Sadari dan hentikan apabila ada yang tidak pas dalam diri kita
Sebelum anak kita melihat, mendengar, dan mencontohnya
Selamat berakhir pekan. Salam hangat untuk anak tercinta.