Saya sendiri besok sudah berangkat ke Lombok, Bima, lalu jalan darat ke Dompu, Tambora, dan Sumbawa Besar. Saya juga harus langsung kerja, kerja, kerja. Seperti moto lama saya_Dahlan Iskan.
Begitulah penggalan pernyataan Dahlan Iskan dalam feature Ini Dia Kabinet Kerja, Kerja, Kerja, Sedikit Drama sebelum Kerja. Banyak pembaca koran maupun media online dibuat terpana pun penasaran tulisan Dahlan Iskan. Ada yang berpendapat seperti diajak jalan-jalan. Ada yang berpendapat lucu menggelitik. Ada yang berpendapat selalu ada yang baru dan segar, seperti seperti semangkuk es buah di meja. Bagaimana seorang Dahlan Iskan mampu mengolah bahan menjadi sajian tulisan yang begitu menarik? Bagaimana Dahlan Iskan menjadikan tulisannya abadi, tidak bosan orang membaca, tidak seperti berita-berita koran lainnya?
Termasuk Kategori Feature
Bahasa penulis maupun jurnalis bisa saja sama, tetapi gayanya pasti berbeda. Kekhasan penulis dapat tercermin dari tulisan yang dihasilkan. Setiap penulis maupun jurnalis memiliki gaya bahasa yang melekat dan membedakannya dengan penulis lain. Menurut Sumadiria (2006) seorang penulis atau jurnalis dikenal oleh masyarakat luas, antara lain dari gaya bahasa yang digunakan dalam karya-karyanya.
Barus & Jones (2011) mengungkapkan bahwa feature sebagai karangan non-fiction story, yaitu jenis karangan yang bebas dari pendapat (seperti berita) dan perasaan pribadi penulisnya. Feature dimaksudkan untuk memberikan hiburan sebagai bacaan sedap, mendidik, rileks, dan ringan pengutaraannya.
Karakteristik Feature Dahlan Iskan
Feature yang disajikan Dahlan Iskan memiliki kekhasan dibandingkan penulis atau jurnalis lain. Berikut Saya uraikan karakteristik dalam feature-feature yang ditulis Dahlan Iskan.
Pilihan judul yang menarik. Dahlan Iskan mampu memikat perhatian dan membuat pembaca penasaran. Judul-judul yang dipakai Dahlan Iskan dalam feature-nya, di antaranya: Semoga Waras Listrik di Kegilaan BBM; Di Balik Jonan yang Meringkuk dan Danang yang Meringis; dan Dari Mitsui Menjadi Milik Anak Negeri.
Optimalisasi teras (lead) yang sempurna. Teras (lead) berisi alasan atau latar belakang pemilihan tema atau penjelasan singkat tentang tema. Teras yang menarik menjadi daya pikat awal seseorang membaca sebuah tulisan. Berhenti membaca atau meneruskan. Dahlan Iskan mampu memikat pembaca dengan teras yang sempurna. Berikut ini contoh Lead yang digunakan Dahlan Iskan dalam feature Presiden Baru Tanpa Bulan Madu.
Inilah presiden baru tanpa bulan madu. Sebuah tamsil yang pas untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla. Seruannya di malam kemenangan untuk jangan bikin perayaan, dan salam dua jari yang harus langsung diubah menjadi salam tiga jari, menandakan pengantin baru ini benar-benar tidak punya waktu untuk honey moon.
Penggunaan Humor. Untuk menimbulkan efek segar dan cair, Dahlan Iskan menyelingi dengan humor-humor khas yang membuat pembaca tertawa, seperti pada feature Gerak Gerbong Mandalika Menuju Toba.
... Deburan ombaknya mengingatkan saya pada salah satu pantai di Bali. Angin bertiup sejuk. Bulan yang mendekati purnama tampak menor di langit bersih. seperti baru keluar dari salon.
Pengunaan kalimat-kalimat pendek. Dahlan Iskan tidak menggunakan kalimat-kalimat panjang yang melelahkan. Kalimat-kalimat pendek menjadi pilihan Dahlan Iskan, seperti dalam feature Bandara Kamil dan Pelabuhan Bergarbarata.
Garbarata?
Yes! Inilah untuk kali pertama penumpang kapal dilewatkan garbarata. Seperti naik pesawat saja. Tidak lagi lewat tangga di dinding kapal yang bergoyang-goyang itu. Yes! Pelindo III memulainya! Sejarah!
Gaya deskripsi yang kuat. Gaya deskripsi (Barus & Jones, 2011) ialah menulis dengan menggambarkan suatu hal (peristiwa, kejadian, gagasan, dan fakta). Pembaca dapat memperoleh kesan mengenai hal yang digambarkan. Feature Dahlan Iskan memikat dengan deskripsi yang kuat. Pembaca kerap diajak berjalan-jalan ke daerah-daerah yang dikunjungi. Pembaca ikut merasakan setiap petualangan Dahlan Iskan.
Seusai rapat, senja sudah lewat. Saya langsung menuju pantai terindah di kawasan Mandalika, di belakang Novotel: Pantai Kuta. Saya duduk di atas pasir putih menghadap laut selatan. Deburan ombaknya mengingatkan saya pada salah satu pantai di Bali. Angin bertiup sejuk. bulan yang mendekati purnama tampak menor di langit bersih. Seperti baru keluar dari salon.
Pada pengalan feature Gerak Gerbong Mandalika Menuju Toba tersebut, pembaca ikut merasakan keindahan pantai berpasir putih yang menghadap laut selatan, deburan ombak yang setara dengan keindahan pantai di Bali, kesejukan angin, ditambah dengan eloknya bulan purnama. Sebuah penggambaran sempurna tentang keindahan pantai Kuta di kawasan Madalika.
Gaya narasi seperti orang berkisah. Bertutur secara naratif (Barus, 2011) dapat diibaratkan seperti orang berkisah. Gaya ini biasa dipakai Dahlan Iskan untuk feature perjalanan. Berikut ini narasi feature Jembatan Fenomenal di Tangan Perusahaan Fenomenal yang mengajak pembaca jalan-jalan ke Balikpapan.
Setelah meninjau bandara baru Sepinggan, Balikpapan, saya berkesimpulan: sudah siap diresmikan kapan saja Presiden SBY menghendaki. Terminal bandara itu sangat membanggakan. Besarnya dua kali lipat dari bandara baru Surabaya. Inilah bandara dengan status bintang lima di Indonesia, setingkat lebih tinggi dari Bandara Kualanamu Medan yang sudah banyak dipuji itu.
Dandanan gaya bahasa. Feature-feature Dahlan Iskan banyak sentuhan gaya bahasa. Gaya bahasa bagi Dahlan Iskan seperti dandanan bagi tulisan agar lebih cantik dan molek. Berikut ini contoh sentuhan gaya bahasa dalam feature Pesiden Baru Tanpa Bulan Madu.
Contoh lain, anggaran untuk pesantren, PAUD, dan sekolah swasta. APBN bidang pendidikan itu besarnya seperti gajah bengkak. Sudah waktunya dialirkan sampai jauh ke pesantren dan PAUD.
Tidak terikat kaidah kebahasaan. Dahlan Iskan tidak ingin dibatasi aturan-aturan dalam menuangkan gagasan. Dahlan Iskan memiliki karakter feature yang mendobrak aturan kebahasaan. Pada feature Xiao Ping Guo Sebelum Jalan Ke Tamrin berikut, Dahlan Iskan mengabaikan aturan kelengkapan kalimat maupun tanda baca.
Tapi, juga ada satu gerakan senam yang tidak akan dimainkan lagi: Dahlan Style. Sebab, syair lagunya tidak cocok lagi. Ada kalimat "Dahlan Iskan seorang menteri" di dalam lagu Sunda Cirebonan yang dinyanyikan Diana Sastra itu.
Menutup dengan klimaks ataupun antiklimaks. Menurut Barus & Jones (2011) penutup yang bagus sering kali dapat memberikan kesan yang mendalam. Setidak-tidaknya bagian ini dapat memperkuat kesatuan (unity) atau struktur karangan. Dahlan Iskan sering mengakhiri tulisan dengan klimaks ataupun antiklimaks. Klimaks berangkat dari nada yang rendah sampai mencapai puncak. Sedangkan antiklimaks tidak memberi simpulan dan ringkasan. Dahlan Iskan membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri, bersikap netral, tidak memancing opini, apalagi emosi.
Ricky terdiam sejenak. Kepalanya menunduk. Wajahnya menatap ke bumi. Sesaat kemudian baru dia berucap. "Saya akan tetap di Indonesia. Seadanya," jawab Ricky. "Saya akan meneruskan semua ini semampu saya," tambah dia.