Mohon tunggu...
Ken A Rok
Ken A Rok Mohon Tunggu... Buruh - Apa yang anda pikirkan?

Bergerak dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan dan RahmatNya

28 Maret 2024   09:24 Diperbarui: 28 Maret 2024   09:43 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://salfa.sch.id/wp-content/uploads/2021/06/memetik-hikmah-dari-kisah-hamba-yang-beribadah-500-tahun-whe-thumb-300x200.jpg

"Ramadhan dan RahmatNya"

Ramadhan adalah bulan yang mulia bagi kaum muslimin. Karena di bulan ini diwajibkan untuk umat islam menjalankan rukun islam yang ke-4. Disyaratkan meninggalkan makan, minum dan hal-hal yang membatalkan seharian penuh. Ibadah puasa ibadah yang sangat berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Ibadah sholat tentu ibadah badan, Dimana orang pasti tahu seseorang melakukan ibadah sholat (jelas ada rukun fi'li/perbuatan, rukun qouli/ucapan dan rukun qolbi/hati). Atau kalau melaksanakan rukun yang ke-3 yaitu Zakat sudah barang tentu ada benda yang dijadikan objek zakat. Sedang di ibadah puasa hanya dirinya dan Rab-Nya yang tahu.

Pada bulan ini terbagi tiga tahap, tahap 10 pertama adalah Rahmat, tahap 10 kedua disebut maghfiroh dan tahap 10 terakhir dibebaskan dari api neraka. Ini yang kita dengan para da'I menyampaikan baik di mimbar-mimbar jumat atau kultum (kuliah tujuh menit) menjelang buka atau artikel-artikel aramadhan yang sering berlalu Lalang di media elektronik.

Kita telah melewati fase 10 hari pertama. (sampai tulisan ini ditayangkan sudah memasuki hari ke-18). Dimana Rahmat diturunkan Allah kepada hamba yang betul-betul menjalankan puasa. Kita bisa bayangkan betapa berat beribadah puasa di luar Ramadhan, sangat berat dilaksanakan. Bahkan dengan tidak puasa saja kita beraktifitas tanpa sarapan yakin jam 9 atau jam 10 sudah tidak tahan lagi untuk memberi asupan pada tubuh, sangking lemasnya.

Kita beribadah puasa dengan melaksanakan makan sahur sebelum subuh dan diperkenankan untuk membatalkannya Ketika maghrib kalau tanpa danya kasih sayangnya Allah atau Rahmat-Nya, maka saya yakin kita tidak akan mampu untuk menjalankannya,

Mengenai Rahmat Allah jadi teringat sebuah kisah seorang hamba yang beribadah terus menerus namun tidak sebanding dengan sekedip nikmat pandangan mata, setelah ditimbang dihadapan Allah. Ini menjadi bukti bahwa Rahmat Allahlah yang bisa menolong dia.

Dalam artikel ini, penulis akan menceritakan Kembali semoga menjadi pengingat bagi kita semua.

Dari sebuah Hadits Ketika Rosulullah menemui para sahabatnya sedang beliau baru saja didatangi oleh Malaikat Jibril. Kemudian beliau menceritakan apa yang disampaikan Jibril kepadanya.

sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500 tahun diatas gunung yang berada ditengah laut, yang lebarnya 30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga (ukuran 1 hasata = 0,4572 m). Sedangkan jarak lautan tersebut masing-masing arah mata angin sepanjang 4000 farsakh (ukuran 1 farsakh = 5,7 kilomete).

Ada mata air seukuran jari mengalir sedikit demi sedikit dipuncak gunung. Disamping itu, Allah juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam mengeluarkan satu buah delima matang untuk dia makan setiap harinya.

Jika hari menjelang petang, hamba Allah itu turun kebawah mengambil air wudzu sambil memetik buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan shalat. Ia berdoa kepada Allah jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud , dan mohon agar jangan sampai jasadnya rusak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud juga.

Singkat cerita apa yang diminta hamba itu di ijabahi oleh Allah. Dan Ketika di akhirat,

Allah berfirman , "Masukkanlah hambaKU ini kedalam Surga karena RahmatKU."

Hamba itu membantah, "Ya Rabbi, masukkan aku ke Surga karena perbuatanku."

Allah berfirman, "Masukkanlah hambaKU ini kedalam Surga karena RahmatKU."

Hamba tersebut membantah lagi, "Ya Rabbi, masukkan aku ke Surga karena amalku."

Maka Allah memerintahkan para malaikat , "Cobalan kalian timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang Aku berikan kepadanya dengan amal perbuatannya."

Maka ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan saja saja lebih berat dibanding ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan anggota tubuh yang lain.

Maka Allah berfirman , "Sekarang masukkanlah hambaKU ini ke neraka."

Kemudian ia diseret kedalam neraka.

Hamba itu lalu berkata, "Ya Rabbi, benar, aku masuk Surga hanya karena rahmatMU, masukkanlah aku ke daslam SurgaMu"

Allah berfirman, "Kembalikanlah ia."

Kemudian ia dihadapkan lagi di depan Allah,

Allah bertanya kepadanya , "Wahai hambaKu, siapakah yang menciptakanmu ketikas kamu belum menjadi apa-apa?"

Hamba tersebut menjawab, "Engkau, 'Wahai Tuhanku."

Allah bertanya lagi, "Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKU ?"

Dia menjawab, "Semata-mata karena rahmatMU."

Allah bertanya, "Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun ?"

Dia mejawab, "Engkau Ya Rabbi."

Allah bertanya, "Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-tengah laut yang airnya asin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali ? disamping itu semua, memohon kepadaKU agar AKU mencabut nyawamu ketika kamu bersujud , dan AKU telah memenuhi permintaanmu ?"

Hamba itu menjawab, "Engkau ya Rabbi."

Allah berfirman, "Itu semua berkat rahmatKU. Dan hanya dengan rahmatKU pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga.' hambaKU yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKU.' "

Kemudian Allah memasukkanya ke dalam Surga

Demikian kisah Kisah ini dinukil dari Al Hafiz Al Munziri dalam Kitab At Targhib wa At Tarhib yang mengutip salah satu hadits dari perawi Imam Al Hakim. Semoga menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur atas segala Rahmat Allah. Dan tentunya ibadah puasa kita tentulah lita dimampukan untuk menjalankannya semata-mata atas berkat RahmatNya lah. Wallahu  A'lam bi showab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun