Mohon tunggu...
Ken A Rok
Ken A Rok Mohon Tunggu... Buruh - Apa yang anda pikirkan?

Bergerak dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi

16 Januari 2024   09:47 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: pngtree-one-cup-of-warm-coffee-with-steam-image_13173084

Kemukus merebak dari permukaannya

Mengisi ruang menusuk aroma

Kuhirup asap putih tipis

Mengisi rongga hidung, menusuk saraf terjaga

Kucumbui bibirnya kuhisap sarinya

Beberapa tetes memenuhi ruang mulut

Merambat masuk kedalam lekum

Otak yang terkulai sontak meronta

Membelalakkan dari redup yang mendera

Pelan namun pasti hangatnya terus meluncur kedalam

Mencairkan beku pada kubang dasar gua garba

Lalu rembes dan merembet sampai pada raga

Maka Nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun