Pada era saat ini teknologi informasi deras memasuki ruang publik. Mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek, anak sekolah sampai pengangguran, petani sampai pejabat.Â
Tak satupun yang luput dari teknologi. Instansi-instansi pun berlomba-lomba mempermudah informasi melalui web atau yang lainnya. Teknologi dikembangkan awalnya adalah sebagai alat untuk mempermudah dalam setiap menjalankan aktivitas.Â
Kita tidak perlu jauh-jauh untuk melihat perkembangan daerah lain, kota lain atau bahkan apa yang terjadi pada negara lain kita dapat mudah mengakses dan menggali informasi hanya melalui gawai.
Teknologi informasi bagai dua bilah mata pisau, di samping memberikan banyak manfaat bagi penggunanya juga sangat membahayakan. Karena internet tak terikat oleh jarak dan waktu, maka dengan leluasa kita dapat membuka situs atau konten apapun yang kita mau.Â
Tak jarang, konten yang tersedia mengarah pada hal yang kurang baik, bahkan kriminal yang akan menyulut penikmat konten untuk cenderung melakukan apa yang mereka tonton.
Perlu memang ada kontrol baik pihak pemerintah atau pihak yang berwenang untuk melimitasi dan memilah platform mana saja yang sekiranya memungkinkan mengarah pada hal yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran.
Bagaimana dengan kondisi pelajar?
Pelajar kewajiban utama adalah belajar. Belajar tidak hanya tatap muka di sekolah dengan berinteraksi dengan guru.Â
Kadang ada tugas yang mengharuskan pelajar berselancar untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sayangnya, tidak sedikit yang menyalahgunakan kesempatan itu.