Mohon tunggu...
Ali Hasan Siswanto
Ali Hasan Siswanto Mohon Tunggu... -

Pengamat politik dan penikmat Moralogi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Noktah Pucat Langit

1 Mei 2017   05:53 Diperbarui: 1 Mei 2017   06:07 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap lapis masa

Angin berhembus dan musim tak lagi bergerak

Pusaran waktu membuat terhempas lalu lepas

Titian detik terus mengalun

Menuju kehampaan kalbu dan hasrat menjelma noktah-noktah pucat dirangka langit

Diujung penantian masa 

Tegak terpancang tubuh menantang badai membuat setiap desah nafasku luruh bersama asa

Aku tersesat dalam duka, terjerat luka, tenggelam lautan lara, terbius lamunan cinta, terpana gejolak rasa

Bayang-bayangmu mewarnai setiap pijakku

Aku mencumbui masa, tenggelam rasa rindu, luluh dalan rasa cinta

Menari di alam mimpi bersama dekapan wajah tanpa ruang waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun