Disini aku bertafakkurÂ
Diiringi sepoi angin menyapa setiap makhlukÂ
Payangan juga disebut teluk loveÂ
Seakan menjadi petanda bagi umat manusia untuk saling mencinta
Tidak hanya menjadi petanda, tapi juga mengingatkan manusia pada rahman rahimNya sang pencipta
Dengan cinta, alam mengajarkan ritme kehidupan
Semilir angin yang melintasi bukit terasa sejuk terasa
Seluruh mata dimanjakan dengan hamparan luas padang rumput kehijauaan
Pepohonan antara satu dengan lainnya saling melengkapi menghiasi keindahan cakrawala
Keindahan cakrawala bebukitan mengisi ruang hatiÂ
Aku bertafakkur dan bertadabbur dalam hening kesendirian
Keindahan alam menjadi obat resak amuk gemuruh ombak
Berkembang mengisi ruang kosong hati, dan rindu yang tersangkut pada sangkar burung yang berkicau
Edelweis tumbuh bertebaran dipojok surau bebukitan
Bunga-bunga menghampar dengan warna warni manjakan mata
Aku tidak tahu nama2 bunga yang indah itu, yang aku tahu hanyalah Aku suka pada keindahannya tanpa harus tahu berbagai nama bunganya
Warnanya teduh selaksa alunan jernih simfoni alam di bukit love
Bernada indah selaksa alunan keroncong di pingiran sungai bengawan solo
Cinta dan rasa indahnya ingin kugenggam dalam keabadian
Tergambar jelas keindahan edeilwes yang mempesona
Warna warni cakrawala mengajarkanku akan arti hidup
Sepoi angin bahwa hidup selaksa angin berjalan, mengitari dan menembus lintasan hidup membentang
Angin terus bergerak di berbagai musim, pergantian musim tidak menjadi penghalang kodratnya
Aku bertafakkur bersama derai tawa jingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H