Mohon tunggu...
Ali Harsojo
Ali Harsojo Mohon Tunggu... Guru - Guru Biasa

Guru yang terus belajar menjadi: Penulis, Motivator Literasi Kelas dan Komunitas, Blogger, Radixpreneur, Herbalis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Penulis Peternak Bukan Entok Biasa

27 Oktober 2022   13:03 Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:05 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini, kebiasaan menulis saya cukup terganggu. Artinya, jika sebelumnya bisa menulis beberapa artikel dalam satu hari di beberapa blog pribadi, maka saat ini agak berkurang. Berkurangnya tersebut tentu ada sebabnya. Tetapi, saya tidak bisa meninggalkan kabutuhan saya, yaitu menulis. Sebab, menulis itu merefresh energi psikis saya. Setidaknya, pikiran bisa berjalan-jalan menyanggong ide atau gagasan.

Menyesal rasanya, jika ada ide tidak ditulis. Hampir sama dengan kondisi perut lapar, ada sate tetapi enggan menikmatinya. Oleh karena itu, menulis bukanlah beban bagi saya. Sekali lagi, semacam kebutuhan. Saya yakin, penulis-penulis andal dan hebat yang senior, juga menikmati dengan dunia tulis menulis. Bahkan, saya sedikit mengamati, penulis itu tanpa pensiun. Hingga usia senja tetap menulis dan membaca, insyaAllah obat natural ampuh untuk mengatasi pikun. Saya yakin hal itu.

Sebenarnya, saya adalah seorang guru SD. Malang melintang mengajar dan mendidik murid. Mulai dari kepulauan hingga mengajar di SD di pusat kota kecil, sekarang. Dunia itu, saya nikmati. Ternyata, enjoy benar. Menikmati pekerjaan itu sensasinya oke banget. Jangan ada beban bekerja. Nikmati sebagai pengabdian. Kita akan ikhlas dan senang menjalaninya. Kebahagiaan akan muncul segera. Buktikan.

Nah, mulai menulis sekitar tahun 2004. Belajar mulai dari bangku kuliah. Meski terlambat kuliah. Juga meski dulu di SMA pernah mengikuti ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Rupanya, semangat menulis itu tidak pudar. Malahan menebal hingga sekarang. Meskipun menulis alakadarnya.

Nah, dunia tulis menulis, makin saya sukai. Seringkali ikut pelatihan menulis kemana-mana. Bahkan, sudah memiliki karya buku. Mencoba menulis di media koran online, majalah, prosiding, jurnal dan sebagainya. Asyik juga.

Di tengah gencarnya menulis, hobi saya yang lama, kambuh. Yakni, beternak unggas. Semasa lepas SMA dulu, saya juga pernah beternak unggas. Meski kecil-kecilan. Sekadar memanfaatkan pekarangan rumah. Dulu saya beternak ayam, itik, mentok, merpati dan lainnya. Senangnya memang hewan jenis unggas. Meski juga pernah beternak kambing.

Di luar nalar. Hobi beternak unggas kambuh saat saya sedang senang menulis. Anehnya, tetap saya lakukan dan mulai beternak. Kali ini, saya beternak Entok. Ada juga yang mengatakan mentok. Hewan jenis unggas yang mirip dengan itik. Sifat entok menyenangkan. Entok mudah beradaptasi, tahan penyakit, makan mudah didapat, suka dedaunan dan batang pohon pisang, senang air, bertelur agak besar dan bisa mengeram. 

Kelebihan itulah yang membuat saya senang kembali beternak. Meskipun saya tahu, risiko yang dihadapi adalah bau kotorannnya. Tetangga bisa kurang nyaman. Tetapi, saya memeroleh informasi tentang ramuan yang membuat kandang tidak bau. Saya praktikkan. Hasilnya, luar biasa. Memang tidak berbau. Hanya sedikit saja berbau, tidak sampai berjarak beberapa meter sudah tidak tercium baunya.

Nah, lebih luar biasa, saya beternak bukan entok biasa. Ini cukup luar biasa. Mengapa? Sebab, saya juga beternak entok kekinian. Apa itu? Saat ini ada beragam jenis mentok, misalnya: entok rambon, dragon, jali, mocca mata merah, kapur, dan entok lokal pada umumnya. 

Kelebihan entok-entok itu banyak sekali. Mulai dari ukurannya yang besar, bulunya yang bermotif, bentuknya yang indah, telurnya besar, nurut atau manut, serta penampilannya yang tampak seperti dalam kontes. Jadi, entok jenis bergengsi itu memang ada yang dilombakan. Kontes entok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun