Mohon tunggu...
Achmad Ali Hafidz
Achmad Ali Hafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN JAKARTA

seorang manusia yang memiliki hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Literasi Digital dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di PTKI

4 Oktober 2024   10:48 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Di era digital saat ini, perkembangan teknologi telah merambah ke berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sebagai institusi yang berperan dalam mencetak intelektual Muslim, tidak bisa mengabaikan perkembangan ini. Teknologi digital kini memasuki hampir semua aspek pendidikan, termasuk di bidang literasi.

         Menurut UNESCO (2006), literasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta, mengkomunikasikan, serta menggunakan bahan cetak dan tulisan dalam berbagai konteks. Sedangkan istilah "digital" mengacu pada segala sesuatu yang terkait dengan teknologi dan informasi berbasis komputer. Dengan demikian, literasi digital dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang menggunakan perangkat komputer dan teknologi digital untuk memahami, menilai, dan memanfaatkan informasi.

          Di lingkungan PTKI, literasi digital dapat menjadi sarana baru untuk menyebarkan informasi dan dakwah Islam. Dengan literasi digital, masyarakat PTKI dapat dengan mudah mengakses informasi terkait Islam melalui media digital. PTKI yang mampu menerapkan literasi digital secara efektif akan dapat meningkatkan kualitas riset, dakwah, dan proses pembelajaran. Saat ini, sebagian besar informasi dan referensi akademik tersedia dalam bentuk digital. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa di PTKI perlu mengembangkan kemampuan untuk mengakses, menyaring, dan menggunakan informasi yang tersedia di internet guna memastikan keabsahan materi yang mereka sampaikan.

          Mahasiswa PTKI, khususnya, memperoleh keuntungan besar dari literasi digital. Mereka memiliki akses yang lebih mudah untuk mencari informasi terkait materi belajar, mengikuti kursus daring, dan mengakses referensi dari berbagai negara. Namun, akses ini tidak selalu merata. Keterbatasan perangkat teknologi dan akses internet masih menjadi kendala bagi banyak mahasiswa dan dosen. Beberapa dosen yang lebih nyaman menggunakan buku cetak sering kali kesulitan untuk memanfaatkan sumber digital dengan efektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, PTKI diharapkan dapat menyediakan fasilitas teknologi yang memadai serta mengadakan program-program literasi digital secara berkelanjutan.

          Selain itu, integrasi literasi digital di PTKI membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih luas antara lembaga pendidikan. Dengan platform digital, PTKI dapat terhubung dengan universitas lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini akan memfasilitasi pertukaran sumber daya, memperluas akses terhadap penelitian terbaru di bidang keagamaan, serta memperkuat jaringan akademik global. Kolaborasi semacam ini tidak hanya akan mendukung pengembangan ilmu berbasis Islam, tetapi juga memastikan relevansinya dalam menghadapi tantangan global.

          Literasi digital juga mendukung pembelajaran jarak jauh, yang semakin populer terutama sejak pandemi global. PTKI dapat memanfaatkan e-learning dan platform pembelajaran daring untuk menjangkau mahasiswa di daerah terpencil. Dengan menggabungkan metode pembelajaran konvensional dan teknologi digital, PTKI mampu menyediakan pendidikan yang lebih inklusif dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di berbagai lokasi.

          Namun, penerapan literasi digital di PTKI tidak terlepas dari tantangan, terutama infrastruktur teknologi yang belum merata di berbagai wilayah Indonesia. PTKI harus bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk menyediakan akses internet dan perangkat teknologi yang terjangkau. Dengan demikian, seluruh mahasiswa, tanpa terkecuali, dapat merasakan manfaat dari literasi digital.

           Kesimpulannya, literasi digital merupakan elemen penting yang harus diintegrasikan dalam proses pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Literasi digital tidak hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga memperluas jangkauan dakwah Islam di era digital. Harapannya, PTKI secara aktif mengembangkan program-program literasi digital agar dosen dan mahasiswa memiliki kemampuan yang memadai dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan pendidikan.

Referensi

UNESCO. (2006). Education for All: Literacy for Life. UNESCO Publishing.

Gilster, P. (1997). Digital Literacy. Wiley.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun