Mohon tunggu...
Alifya Widya Cahyani
Alifya Widya Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Terkadang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyikapi Representasi dalam Film, Keberagaman Bukanlah Kewajiban

1 Juli 2024   18:15 Diperbarui: 1 Juli 2024   18:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, upaya yang benar untuk menyampaikan pesan keberagaman dalam film adalah dengan merangkul diversitas identitas masyarakat. Setiap identitas memiliki ruang dan kolom tersendiri yang sesuai untuk bisa merepresentasikan identitasnya, seperti dalam film "12 Year a Slave" di mana film ini ingin merepresentasikan sejarah american black people yang terkenal dengan sejarah kelamnya. Sejarah yang diceritakan melalui film yang sesuai dengan konteksnya tanpa ada perubahan yang tidak diperlukan untuk sekedar "merepresentasikan" keberagaman lain, serasa membuat pengalaman menonton film tidak dibumbu-bumbui dan dengan hal ini membuat pesan dalam film tersampaikan dengan baik. 

Pesan yang disampaikan sesuai dan tidak mendistorsi sejarah yang sebenarnya terjadi. Usaha seperti inilah yang seharusnya dilakukan agar representasi keberagaman tatap sesuai. Karena apabila diversitas digambarkan dengan baik, maka tidak akan terjadi bumerang terhadap identitas yang dijadikan representasi dalam jalan cerita di film. 

Representasi Dijadikan Ladang Monetisasi 

Daripada merepresentasikan keberagaman dengan maksud tulus, perusahaan film sepertu Disney justru memperlakukan keberagaman seperti komoditas semata. Hal ini terlihat dalam beberapa produksi mereka di mana representasi keberagaman sering kali terasa dipaksakan atau dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan dan aspirasi dari komunitas yang diwakilinya.

Salah satu kritik yang sering muncul adalah penggunaan tokenisme dalam menghadirkan karakter dari latar belakang etnis atau budaya tertentu. Karakter-karakter ini sering kali dihadirkan dengan cara cetek dan tidak menggali dalam pada budaya yang direpresentasikan, melainkan hanya sebagai penambah atraksi saja, yang dilakukan dengan upaya untuk memenuhi harapan pasar yang menginginkan keberagaman. 

Penting untuk diingat bahwa representasi keberagaman dalam film dan hiburan bukan hanya soal penampilan fisik atau jumlah karakter yang muncul di layar, tetapi juga mengenai bagaimana karakter-karakter ini digambarkan, tentang bagaimana pengalaman hidup mereka diceritakan, dan apakah representasi tersebut menghormati dan menghargai keberagaman seperti kenyataanya.


Keberagaman Bukanlah Kewajiban 

Perbincangan mengenai representasi keberagaman dalam film merupakan tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan persatuan tanpa memandang masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda. Meskipun ada dorongan kuat untuk memasukkan semua aspek keberagaman dalam film, penting untuk diingat bahwa tujuan utama dari representasi adalah untuk menghormati dan menghargai keragaman identitas masyarakat secara asli

Film memiliki potensi besar untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang realitas sosial dan menginspirasi kesatuan di antara kelompok-kelompok yang kurang terwakili. Namun, pendekatan yang dipilih haruslah dengan cara yang benar dan berdasar pada aspirasi dari komunitas yang diwakilinya, bukan sekadar sebagai strategi komersial semata.

Maka dari itu, perlu diingat bahwa representasi keberagaman dalam film bukanlah suatu kewajiban, karena menghargai keberagaman sudah seharusnya dilakukan setiap orang. 

Inilah tantangan di masa depan untuk industri perfilman agar memastikan bahwa setiap representasi keberagaman tidak hanya memenuhi hasrat individu, tetapi juga menghormati keberagaman seperti kenyataannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun