Mohon tunggu...
Alifya Syifaa
Alifya Syifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Suka sendiri tapi nggak pingin menyendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Candi Bojong Menje, Kehenangan dalam Kerapuhan

21 Desember 2023   20:24 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Jawa Barat minim sekali situs cagar budaya berupa candi, kalaupun ada candi tersebut tidak utuh, hancur, atau hanya sisa-sisa bangunannya saja. Tidak seperti di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur yang candinya masih utuh sampai saat ini.

Begitu juga Candi Bojong Menje di Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu sisa kejayaan Hindu-Budha di wilayah Jawa Barat.

Candi Bojong Menje hanya berupa lempengan batu-batu yang diyakini sebagai kaki candi. Menurut para arkeolog, batu-batu itu bagian dari bekas bangunan candi yang pernah berdiri disana.

Salah satu juru pelihara Candi Bojongmenje, Ahmad menceritakan bahwa ia menemukan candi ini bersama teman-temanya saat melakukan kerja bakti bersama warga pada 18 Agustus 2002.

"Asal mulanya tempat candi ini yaa kawasan pemukiman warga, makanya pas ditemukan tuh ada pohon besar di atas tumpukan batu-batu candi," ucap Ahmad (Juru Pelihara) saat ditemui Koran Jurnal pada Sabtu (5/11/2022).

Ia juga menceritakan bahwa Candi Bojong Menje berusia lebih tua dari Candi Borobudur maupun Candi Prambanan, karena diperkirakan candi tersebut dibangun pada abad ke-7 dan ke-8.

Adapun proses ekspasi dan penelitian berlangsung dari tahun 2004 sampai akhir tahun 2005. Karena proses penggalian, air yang berasal dari sungai Cimande keluar dari tanah dan membuat bekas galian menjadi kolam yang penuh air. Akhirnya, lempengan batu-batu candi yang telah ditemukan langsung dipindahkan ke tempat sementara di sebelah tempat penemuan.

Tahun 2009, proses rehabilitasi candi hanya sebatas memasang saung pelindung di kawasan   candi dan membangun museum kecil tempat dimana batu-batu yang masih belum bisa dipasangkan dan perlu diteliti lebih lanjut.

Awal tahun 2021, saung pelindung bebatuan temuan Candi Bojongmenje ambruk akibat termakan usia dan terendam banjir hingga 1,2 meter dari luapan air sungai Cimande selama seminggu.

Lokasi candi yang berada ditengah pemukiman warga dan pabrik, serta harus melewati gang sempit menjadi salah satu penyebab candi tersebut kurang diperhatikan dan terbengkalai.

Menurut Ahmad, kawasan candi bisa mencapai hingga 4 meter dari tempat penemuan. Tetapi, karena kawasan tersebut sepenuhnya sudah milik warga dan industri pabrik, pemerintah terkendala akan dana jikalau akan melanjutkan pengembangan dan penelitian mengenai situs Candi Bojong Menje.

Referensi: Berbagai Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun