Kedungsugih  (11/1) -- Lima persen (5%) balita di Kabupaten Tegal mengalami Stunting sekitar 5.500 balita bertubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis di Kabupaten Tegal saat ini, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal per 22 Oktober 2019.Â
Pentingnya Mencegah StuntingÂ
Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran). Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan balita perlu mendapat perhatian penting untuk mencegah stunting.Â
Terlebih Kabupaten Tegal sedang mewajibkan seluruh desa bebas stunting karena "Cegah Stunting itu penting" slogan tentang stunting yang terus digalakan dalam dunia kesehatan.Â
Dari data dinas kesehatan Kabupaten Tegal melalui Puskesmas Pagerbarang ditemukan 23 balita yang menderita gizi kurang.Â
Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan. Salah satu dampak pada bayi atau balita yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik.Â
Melalui program monodisiplin dari Alma Nofia, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip Semarang yang dilakukan bersamaan dengan posyandu balita pada tanggal 11 Januari 2020 diikuti oleh 50 ibu dengan balita di Desa Kedungsugih.Â
Kegiatan dilakukan dengan pelatihan pembuatan MP ( Makanan Pendamping) ASI bagi balita berdasarkan usia balita. Keberagaman pangan ini dikelompokan menjadi usia 0-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan serta >12 bulan. Sehingga masyarakat paham akan pemberian pangan sesuai kebutuhan dan kesiapan fisik balita.Â
Pemberian MP -- ASI dari bahan lokal yang bergizi dipilih karena salah satu program padat karya tunai untuk kesehatan. Posyandu menjadi tempat paling tepat untuk mengoptimalkan pencegahan stunting balita melalui kampanye pencegahan stunting, dimulai dari penimbangan masalah gizi  serta imunisasi yang diberikan kepada balita.Â