Pagi ini indah, udara segar, angin mati, tenang, hanya kicauan burung yang terdengar merdu bersahutan. Matahari belum muncul, meski siang mulai beranjak naik. Nampaknya sang matahari malu-malu, atau sang awan yang menghalanginya untuk menampakkan diri.Â
Sisa-sisa tetes embun tadi malam di dedaunan berkilau indah seperti perak terkena cahaya. Rerumputan basah, terasa segar hijau daun.Â
Hari sepi. Atau aku saja yang sunyi? Orang-orang enggan beranjak. Hingga haripun terasa lesap.Â
Hei, Kau. Mimpi apa tadi malam? Lalu kau menjawab, aku tak mimpi apa-apa, hanya saja, aku ingin bertemu denganmu.Â
Senyum mengembang, menyadari angan lucuku.Â
Angin masih saja mati. Tenang, hanya suara kicau burung yang bersahutan. Aku disini, menikmati pagi, menghirup O2 segar sebanyak kumau, berteman secangkir kopi hitam dan setangkup roti sandwich isi coklat.Â
Bukankah itu lebih dari sekedar nikmat?Â
(10/02/20)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H