Mahasiswa kelompok 176 KKN Kolaboratif Desa Bedadung mengadakan program kerja tentang stunting sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat.Â
Program tersebut diadakan bertepatan dengan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional). Pelaksanaan kegiatan dilakukan tanggal 4, 9, 10, dan 11 Agustus 2022.Â
Tempat kegiatan berada di Dusun Krajan Baru, Krajan Lama, dan Gumuk Suda. Masalah stunting tersebut dianggap lebih penting dibandingkan dengan program lain, seperti sampah, persoalan petani, wirausaha, dan literasi.
Stunting masih menjadi masalah kesehatan anak di dunia, termasuk di Indonesia. Di Desa Bedadung, stunting harus menjadi perhatian utama dan segera diselesaikan.Â
Generasi emas merupakan anak bangsa yang sehat secara jasmani dan rohani sehingga tercipta generasi bangsa yang pintar, cerdas, dan produktif. Apabila stunting teratasi tentunya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bekerja di dalam dan luar negeri, serta memberikan citra positif Indonesia di negara lain.
Program kerja tersebut terdapat 4 subtema pencegahan yaitu, ASI, MP-ASI, pola asuh, dan sanitasi lingkungan. Untuk memudahkan penyampaian informasi kepada warga sekitar, kelompok KKN 176 berinisiatif untuk mencetak pamflet yang berisi ringkasan materi yang disampaikan. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilakukan pretest.Â
Anggota kelompok KKN 176 membantu warga dalam mengisi pretest dan posttest karena keterbatasan kemampuan membaca dari warga. Setelah itu, pemateri dari anggota KKN melakukan sosialisasi dengan materi yang bisa sambil disimak warga di pamflet.Â
Setelah sosialisasi selesai, anggota kelompok lainnya melakukan peragaan yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan, seperti cara menyusui yang efektif, salah satu resep MPASI, cuci tangan yang baik dan benar, dan porsi piring yang baik pada anak. Kemudian dilakukan posttest untuk mengukur keefektifan sosialisasi yang sudah dilakukan.
Beberapa dari kami, ada yang memberikan sosialisasi, ada yang sebagai pembawa acara, ada yang sebagai pengambil dokumentasi, ada yang membantu menimbang badan, dan mengukur tinggi badan anak-anak.Â
Para ibu antusias saat mendengarkan penjelasan dari kami terkait apa itu stunting dan cara pencegahan agar tidak terjadi stunting, meskipun ada beberapa ibu yang sibuk sendiri karena menggendong anaknya yang menangis, menunggu giliran, dan terburu-buru karena ada keperluan.Â
Pretest dan postest yang kami berikan menunjukkan bahwa beberapa ibu sudah mengetahui tentang pemberian ASI yang tepat, tetapi ada juga yang belum mengetahuinya.
Indikator keberhasilan kegiatan diukur dengan hasil pretes dan postes. Berikut ini jumlah peserta dan rata-rata hasil pretes dan postes:
ASI
- Peserta: 23
- Pretest: 85,2
- Posttest: 98,2
MPASI
- Peserta: 23
- Pretest: 71,3
- Posttest: 87,8
Sanitasi dan Pola Asuh 1
- Peserta: 24
- Pretest: 72,5
- Posttest: 88,3
Sanitasi dan Pola Asuh 2
- Peserta: 12
- Pretest: 66,6
- Posttest: 80
Dari hasil di atas, dapat terlihat kenaikan nilai rata-rata pretes dan postes. Meskipun kenaikan nilai tidak signifikan, tetapi penyampaian materi pencegahan stunting sudah dinyatakan berhasil.
Proker pencegahan stunting ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan apa itu stunting, pencegahan stunting, dan dampak apa yang dapat ditimbulkan dalam jangka pendek dan panjang terhadap anak, serta cara memberikan ASI dan cuci tangan yang benar.Â
Kami mengharapkan bahwa program ini berlanjut ketika kami sudah tidak melakukan KKN. Para kader posyandu memahami, melakukan, mengedukasi, dan memberikan contoh pencegahan stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H