Mohon tunggu...
Kertjopati
Kertjopati Mohon Tunggu... -

Making stories from the other stories

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saya Bingung Nulis Apa

2 Maret 2018   15:21 Diperbarui: 2 Maret 2018   16:22 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman sekarang ini, berbagai macam karya tulis di dunia maya, seperti essay ataupun artikel sudah merambah di lingkungan kita. Banyak elemen masyarakat yang mencoba untuk membuat karya-karya tulisan dan ini sebenarnya berdampak baik bagi kemajuan bangsa kita. Namun, akhir-akhir ini, media maya justru dibuat untuk melakukan berbagai propaganda untuk mengkritik bahkan menjatuhkan harga diri pemerintah.

Ini adalah suatu kemunduran meskipn dari gaya bahasa yang digunakan oleh beberapa oknum sangat baik dan bisa mengajak masyarakat untuk berfikir seperti mereka. Ini adalah suatu kekhawatiran bagi pemerintah saat ini, karena tidak hanya mengurusi berbagai program kerja untuk rakyat, namun mereka juga harus memikirkan bagaimana menetralisir keadaan yang ada di masyarakat saat ini mengenai respons terhadap pemerintah. Sampai akhirnya, pemerintah memunculkan lagi pasak mengenai sanksi terhadap penghinaan kepada presiden.

KEBEBASAN YANG HAKIKI

Dengan adanya perubahan sistem politik dari era orde baru menuju pada era reformasi ini membuat adanya kebebasan pers. Saat ini kita berada pada masa Reformasi, dimana pada era reformasi adanya suatu kebebasan untuk berpendapat, kebebasan mengkritik dan kebebasan berekspresi. Namun kita harus berhati-hati dalam mengartikan makna kebebasan ini, karena pada setiap kebebasan itu tentu ada batasan-batasan yang tetap harus dijaga agar semua tidak mengalami kekacauan.

Makna kebebasan pers ialah suatu yang berkaitan dengan kebebasan berbicara, kebebasan kritik dan kebebasan berekspresi. Jika sebelumnya pers masih terlalu dikontrol oleh pemerintah, pers pada masa reformasi ini lebih terbuka dengan berasaskan teori tanggung jawab sosial yang artinya pers bebas namun tetap dalam batasan-batasan yang normal dengan menjunjung tinggi nilai etika, moral dan norma.

Seharusnya ini dimanfaatkan oleh semua pihak untuk mengembangkan kreativitas dan cara mereka berpendapat untuk kemajuan bangsa ini.  Kritik - kritik yang dilayangkan seharusnya dimanfaatkan untuk membangun bangsa ini. Bukan hanya untuk menjatuhkan pemerintah - pemerintah yang kita pilih sendiri.

BINGUNG, LEBIH BAIK MENULIS ATAU DIAM ?

Hal ini selalu menggelitik pemikiran saya karena menurut saya ketika mengikuti tren saat ini yang lama kelamaan kualitasnya semakin menurun. Namun, saya sering melihat anak-anak muda Indonesia yang lain dimana mereka menulis untuk kemajuan bangsa dan justru membanggakan. Maka dari itu, saya mengajak para pembaca untuk lebih pintar dalam mengkritik.

Saya memuji apa yang dilakukan banyak gerakan-gerakan mahasiswa Indonesia saat ini dimana tidak hanya mengkritik kepada pemerintah, namun juga berusaha memberikan solusi membangun kepada pemerintah. Marilah kita sebagai pemuda bangsa yang akan memeriahkan kemerdekaan bangsa ini, kita bantu pemerintah untuk menyuarakan apa yang harusnya dilakukan pemerintah menurut hemat kita agar pemerintah tidak hanya bekerja sendiri, tapi ada kontribusi dari rakyatnya juga.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun