Cintailah produk dalam negeri mulai dari yang terkecil yakni UMKM. Krisis 98 juga memberikan pelajaran bagi kita bahwa UMKM mampu bertahan dari goncangan krisis dan ketidakpastian perokonomian global sebab UMKM tidak bergantung pada permintaan mata uang asing. Hal ini yang membedakannya dengan perusahaan yang banyak mengalami kebangkrutan sebab terpengaruh oleh ketidakpastian keuangan global.
Sebab itu, keberadaan UMKM harus didukung. Mungkin anda bisa membelanjakan uang kepada tetangga anda yang kebetulan membuka usaha kecil seperti warung, makanan, olahan pertanian, pakaian yang akan memperkuat usaha mereka daripada membeli barang-barang mewah produk luar negeri yang tidak begitu memiliki ikatan emosional dengan kita dan tidak berakibat langsung pada stabilitas ekonomi negara. Mencintai produk dalam negeri juga bisa dilakukan dengan menjadi warga produktif mengelola UMKM. Ekonomi akan berjalan kuat dalam negeri sendiri dan tak terpengaruh oleh gejolak global.
Stabilitas ekonomi akhirnya sangat ditentukan dan kembali kepada kita sendir sebagai Homo Economicus. Menjadi produktif atau memanjakan keinginan semuanya tidak bisa dipahami sebagai urusan dan hak pribadi mengingat ekonomi bekerja secara sosial, bukan individual seperti binatang yang tidak terlalu membutuhkan sesamanya dalam memenuhi makanannya. Satu individu merusak stabilitas keuangan maka akan berdampak besar dan kecil terhadap ketahanan ekonomi negara.
Kebijakan BI perlu disambut dan dikuatkan oleh segenap elemen masyarakat. Sebab itu, marilah menjadi warga yang "prudent" (arif) memandang ekonomi. Setelah itu, bangun relasi sosial ekonomi yang baik yang berawal dari perubahan diri kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H