Mohon tunggu...
Alif Syahilna
Alif Syahilna Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa IAIN Jember '18

Jangan pernah cari kesempurnaan, Cari keberkahan maka hidupmu akan terasa sempurna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Idaman

7 Maret 2020   10:00 Diperbarui: 7 Maret 2020   10:05 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir mayoritas manusia di dunia memiliki seorang guru, baik itu dalam bidang akademik maupun non-akademik. Guru adalah media ilmu yang haqiqi dan sejati, karna ilmu bersumber dari pemikiranya (guru) berdasar hasil penelitian ataupun opini dan interpretasinya terhadap teori. Imam Ghazali pernah berkata bahwa ketika seseorang sudah disebut menjadi guru berarti ia mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat besar. Guru merupakan sosok yang harus digugu dan ditiru baik oleh muridnya sendiri, dan masyarakat sekitarnya. Guru, dosen atau ustadz memiliki kedudukan tinggi di mata masyarakat pada umumnya,peran dan kiprahnya sangat diharapkan untuk memajukan adat,budaya dan habits yang baik di sebuah lingkungan.

Peran guru sangatlah vital dalam dunia pendidikan, berhasil atau tidak, sampainya ilmu kepada siswa sebagian besar dipengaruhi dari faktor guru, baik itu dilihat dari keadaan guru, karakter guru, dan terutama adalah metode yang digunakan guru. Sosok guru menjadi figure tersendiri di mata setiap siswanya, ada yang menganggap guru itu adalah buku yang hidup, atau patung yang berilmu, ada pula yang menganggap guru sebagai tokoh yang tidak mungkin salah dalam hal apapun. Nah, dari zaman azali sampai zaman millennial ini, pastinya guru yang lahir memiliki tindak tanduk yang berbeda, begitu pula dengan siswanya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali siswa yang membicarakan guru-guru mereka, mulai dari yang suka dengan guru A atau yang tidak suka dengan guru B dan yang menjadi titik pusat alasan suka atau tidaknya siswa adalah metode mengajarnya. Ada guru yang cara mengajarnya diselingi dengan cerita, ada juga yang mengajarnya tidak sepenuh hati, dan masih banyak lagi. Sebenarnya, kebanyakan siswa punya kriteria guru idaman, dimana kriteria ini terbentuk dari aspek sosial budaya, aspek keilmuan, aspek keterampilan dan aspek emosional. Penulis akan sedikit memberikan kriteria guru idaman menurut siswa millenial berdasar aspek diatas, yaitu :

  • Friendly atau Ramah, Sikap seperti ini sangat didambakan oleh siswa karna hal ini yang membuat siswa paham apa yang guru harapkan dari siswanya, ketika ada guru yang ramah maka siswa akan merasa segan dengan apa yang menjadi kiprah gurunya, bukanya takut. Karna takut dengan segan itu berbeda.
  • Memiliki peran penting di masyarakat, Tentu siswa akan merasa bangga sekali ketika guru mereka memiliki peran penting di masyarakat, contohnya menjadi tokoh agama atau tokoh masyarakat yang biasanya menjadi rujukan dalam menghadapi maslahat ummat.
  • Humoris, Manusia suka dengan yang namanya humor,hanya saja dari setiap manusia memiliki selera humor yang berbeda-beda. Begitu pula dengan siswa, mereka punya selera humor yang sesuai dengan usia mereka. Ketika dikelas ada guru yang mampu memasukkan nilai humor yang pas dan tepat kepada siswa, maka ilmu yang disampaikan bisa dengan mudah masuk ke dalam pikiran siswa.
  • Memiliki keterampilan yang menonjol, Ketika ada seorang guru yang punya keterampilan menonjol, ini bisa jadi jalan mudah yang digunakan untuk menyampaikan ilmunya, selain untuk inovasi dalam metode dan media pembelajaran si guru, akan jadi nilai plus karna mampu menghipnotis siswa dengan keterampilanya, contoh : dibidang IT, Seni, Olahrag, dll.
  • Memiliki kualitas ilmu yang tidak perlu diragukan, Ilmu ini faktor utama, karna fenomena zaman sekarang tidak sedikit orang berprofesi menjadi guru tetapi kurang mumpuni di bidang intelektualnya. Jika ilmunya mumpuni, siswa akan merasa bahwa ia harus banyak belajar dan terus termotivasi, beda jika sebaliknya, karna bisa saja ketika siswa paham alur pemikiran guru tadi, siswa malah membangkang.

Itu saja yang dapat penulis sampaikan kaliini, semoga bermanfaat, dan perlu digaris bawahi bahwa tulisan ini murni berdasar opini penulis pasca  melihat lingkungan sekitarnya.

Semoga ilmu dari guru kita bisa barokah dan bisa bermanfaat untuk kita dan untuk maslahat ummah

Untuk seluruh guru-guru kita…. Al-Fatihah….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun