Pengaruh game di dunia musik
Mungkin dari ketiga contoh yang diberikan, pengaruh subculture gamer di dunia musik adalah yang paling lemah. Karena di dalam game kebanyakan, musik yang disajikan adalah musik-musik komposer atau musik yang sama sekali normal.
Satu-satunya subculture gamer yang mempengaruhi musik adalah game tahun 70-80an seperti Mario Bros yang memiliki suara unik dan melekat di masyarakat sebagai suara dari game.
Pemusik yang karyanya dipengaruhi subculture game memang tidak banyak, tapi juga tidak sedikit. Di Indonesia misalnya, ada beberapa band yang musiknya dipengaruhi subculture gamer, salah satunya adalah Bottlesmoker, duo pemusik asal Bandung, Jawa Barat.
Bottlesmoker adalah duo dinamik elektronik yang mengkomposisi musik-musik elektronik dan jelas dipengaruhi subculture gamer. Alat-alat musik yang digunakan untuk menghasilkan musiknya juga berbeda dari musisi kebanyakan. Mereka banyak menggunakan glockenspiel, hand bell, melodika dan beberapa alat khusus yang sengaja dibuat untuk menghasilkan bunyi seperti yang dikeluarkan dalam game konsol Nitendo DS.
Di Indonesia sendiri Bottlesmoker adalah grup yang cukup dikenal muda-mudi pecinta musik meski mereka tidak pernah tampil di televisi. Musik yang mereka hasilkan juga banyak dicintai oleh label luar negeri, seperti Neovinyl Records dari Spanyol, Probablyworse Records dari AS dan lain sebagainya.
Personel Bottlesmoker, yaitu Anggung Kuy Kay (Angkuy) dan Ryan Nobie Adzani (Nobie) awalnya menggarap proyek eksperimental musik mereka di kamarnya menggunakan alat-alat seadanya, hingga akhirnya saat ini mereka meraih sukses menjadi salah satu band yang membanggakan dunia musik Indonesia di ajang internasional dan telah banyak meraih penghargaan di berbagai ajang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H