Mohon tunggu...
Rafi Dzakir
Rafi Dzakir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Game

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bangkit Dari Autoimun: Kisah Inspiratif Mahasiswa Meraih Gelar S2

14 Juni 2024   21:45 Diperbarui: 14 Juni 2024   22:02 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan pemulihan Bella tidaklah mudah. Setelah didiagnosa Lupus, Bella juga sempat didiagnosa dengan Behet, sebuah penyakit autoimun lainnya. Dokter melakukan biopsi kulit di telapak tangan kanan Bella, yang membuatnya semakin sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. "Hasil biopsi menunjukkan bahwa tidak ada penyakit di kulit saya, sehingga diagnosa menjadi semakin membingungkan," ujar Bella.

Dua dokter spesialis dalam dan dua residen sempat berdebat mengenai tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ada rencana untuk melakukan kemoterapi, namun Bella menolak, dan akhirnya rencana tersebut dibatalkan. "Alhamdulillah, saya tidak perlu menjalani kemoterapi. Itu adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi saya merasa itu bukan jalan yang tepat untuk saya," katanya.

Membangun Semangat Baru

Setelah melalui berbagai tantangan dan cobaan, Bella akhirnya menemukan cara untuk berdamai dengan kondisinya. "Saya belajar bahwa kita harus berdamai dengan rasa sakit, bukan melawannya. Dengan begitu, kita bisa lebih tenang dan menerima keadaan," ujarnya. Bella mulai melihat sakitnya sebagai bagian dari dirinya, bukan sebagai musuh yang harus dilawan.

Bella juga menemukan alasan kuat untuk terus melanjutkan pendidikannya. "Kita harus menemukan alasan 'kenapa' sebelum menemukan cara 'bagaimana'. Alasan saya adalah untuk membahagiakan mama dan mewujudkan cita-cita menjadi psikolog," katanya. Dengan motivasi ini, Bella terus berjuang, meskipun jalan yang harus dilaluinya sangat berat.

Mendapatkan Gelar S2

Berkat keteguhan hati, dukungan keluarga, teman, dan dosen, Bella berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya. Ia lulus dengan gelar psikolog, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa mengingat semua tantangan yang harus dihadapinya. "Saya merasa sangat bersyukur dan tidak bisa mengungkapkan betapa berharganya dukungan dari semua orang di sekitar saya," ujar Bella dengan penuh haru.

Kisah Bella adalah cerminan dari betapa kuatnya hati manusia dalam menghadapi cobaan. Dengan dukungan dari orang-orang tercinta dan semangat yang tak pernah pudar, Bella membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang, tidak menyerah pada keadaan, dan selalu memiliki harapan.

Kini, Bella terus menjalani hidupnya dengan semangat yang baru. Ia berharap bisa membantu orang lain melalui profesinya sebagai psikolog, memberikan dukungan dan inspirasi seperti yang pernah ia terima. "Perjalanan saya belum selesai, tapi saya siap untuk menghadapi apapun yang datang. Saya ingin membantu orang lain menemukan kekuatan dalam diri mereka, seperti yang telah saya temukan," tutup Bella dengan senyum penuh harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun