Mohon tunggu...
alif rizky agassi
alif rizky agassi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Airlangga yang sedang kepayahan membagi waktu antara organisasi dan tugas akademik :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urutan Kelahiran Menurut Perspektif Alfred Adler

31 Mei 2023   07:35 Diperbarui: 31 Mei 2023   09:36 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.freepik.com.

                        

                    Siapa disini yang terlahir sebagai anak pertama? Atau terlahir sebagai anak kedua? Anak terakhir? Atau bahkan kalian terakhir sebagai anak tunggal? Pernahkah kalian berpikir kalau kalian dengan kakak atau adik kalian memiliki sifat yang berbeda meskipun terlahir dari keluarga yang sama? Nah, ternyata di dalam perspektif salah satu psikolog ahli yaitu Alfred Adler, urutan kelahiran anak ternyata memiliki sifat atau traits tersendiri lho, teman-teman! Menurutnya, urutan kelahiran itu berpengaruh dalam penenutan sifat atau ciri khas dari masing-masing anak. Maka dari itu, mari kita bahas urutan kelahiran beserta sifatnya menurut Alfred Adler!

                           Sebelum masuk ke pembahasan, mari kita mengenal siapa itu Alfred Adler sebagai perintis dari teori ini. Alfred Adler adalah seorang psikolog yang lahir di tahun 1870 di kota Wina, Austria. Anak kedua dari empat bersaudara, yang keluarganya termasuk sebagai salah satu keluarga tertaat dalam agama yahudi di desanya. Disamping itu, keluarganya memiliki status finansial yang cukup baik, dengan ayahnya yang bekerja sebagai penjual biji-bijian dari hasil pertanian.

Sumber: Cloninger, S. 2004. 4th Edition Theory of Personality Understanding Person. Uppersaddle
Sumber: Cloninger, S. 2004. 4th Edition Theory of Personality Understanding Person. Uppersaddle

                         Setelah tumbuh dewasa, Adler menempuh jenjang pendidikan di Universitas Wina dan mengambil program studi kedokteran serta lulus sebagai sarjana yang nilainya tidak berbeda jauh dari mahasiswa kedokteran pada umumnya di masa itu. Setelah itu, Adler lalu mengambil spesialis mata untuk melanjutkan studi kedokterannya tetapi mengubah spesialisnya menjadi kedokteran umum dan menjadi psikiatri serta neurolog karena ia lebih tertarik pada penyakit yang tidak dapat disembuhkan terutama pada pasien yang lebih muda.

                      Pada tahun 1902, dia mulai menjalin relasi dengan Freud serta memperdalam psikoanalisis. Namun, dikarenakan adanya perbedaan penafsiran psikoanalisis diantara keduanya, mereka menjadi musuh satu sama lain dan saling mencela pengembangan teori mereka diantaranya. Singkat cerita, pada tahun 1912, Adler mendirikan Society for Individual Psychology dan mengorganisir klinik konseling anak di kota Wina, Austria. Di kliniknya, Adler memperkenalkan pelatihan dan bimbingan kelompok prosedur, cikal bakal teknik terapi kelompok modern. Dan pada tahun 1926, dia pindah ke Amerika dan menyebarkan teorinya sendiri serta mempromosikan teori individualnya itu. Disamping teori individualnya, Adler juga banyak mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan psikologi, salah satunya adalah urutan kelahiran anak menurut perspektifnya sendiri.

       Lantas, seperti apakah penjelasan dan definisi urutan kelahiran anak menurut perspektif Alfred Adler? 


ANAK PERTAMA

             Menurut Alfred Adler, anak sulung adalah anak yang paling pertama dalam mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Beberapa bahkan malah dimanjakan dan mendapat perhatian penuh sampai adik atau anak kedua lahir di dunia. Dan oleh sebab itu, beberapa di antara mereka menjadi keras kepala, berperilaku buruk, bahkan merusak karena merasa bahwa takhtanya telah diambil oleh adiknya sendiri. Namun, ketika selisih mereka terpaut jauh, maka anak pertama tidak terlalu merasakan rasa iri yang besar seperti contohnya pada anak berusia 8 tahun dan memiliki adik berusia 2 tahun. 

                 Lalu, Adler sendiri mencirikan sifat anak pertama sebagai anak yang berorientasi pada masa lalu, sering terjebak diantara kenangan antara dia dan orang tuanya, maupun dia dengan orang lain, selain itu mereka cenderung pesimis terhadap masa depan. Anak pertama juga cenderung memiliki kekuasaan terhadap adik-adiknya, tetapi juga dia perlu untuk tunduk kepada kedua orang tuanya karena semakin bertambahnya harapan dan ekspektasi yang harus diwujudkan demi kedua orang tuanya. 

           Selain itu, anak pertama sebenarnya bisa dibilang dewasa secara intelektual dibandingkan dengan adik-adiknya sendiri. Dan pada beberapa kesempatan, anak pertama dikatakan lebih pintar dalam mendapatkan kefasihan verbal dibandingkan dengan adiknya sendiri. Karena itulah, sering kali mereka berperan menjadi seorang guru, tutor, pemimpin, dan pendisiplin yang diharapkan oleh kedua orang tuanya untuk membantu merawat adik-adiknya sendiri. 

Disamping hal tersebut, Adler juga menambahkan bahwasannya anak pertama memiliki ketertarikan dalam menjaga kekondusifan dan otoritas mereka sendiri. Mereka dibilang menjadi pribadi pengatur yang baik, cermat dan sangat memperhatikan detail, konservatif dan otoriter dalam berperilaku. 


ANAK KEDUA

         Adapun anak kedua, menurut Alfred Adler adalah anak yang mendapatkan pengasuhan santai oleh orang tuanya dikarenakan sudah adanya kehadiran kakak sebelumnya. Kehadiran anak kedua tentu saja mengancam prioritas anak sulung dalam menndapatkan kasih sayang kedua orang tua mereka karena merasa bahwa anak kedua mengambil takhta kerajaannya sendiri. Selain itu, anak kedua bisa dikatakan sudah memiliki langkah tersendiri dan mengambil kakaknya sendiri sebagai role model untuk kehidupan selanjutnya. Selain sebbagai model, anak kedua juga bisa menganggap sang kakak sebagai ancaman, atau bahkan kompetitor yang bisa saja menurunkan takhtanya sendiri. Bahkan Adler pun yang dikatakan sebagai anak kedua, masih saja terus dibayang-bayangi oleh keberhasilan kakaknya yang bernama Sigmund, seorang pengusaha kaya yang dikatakan lebih berhasil dibandingkan dengan dirinya sendiri yang sudah menjadi analis terkenal psikologi individual. 

          Karakter anak kedua sendiri cenderung bisa menyikapi masa depan dengan mudah, tidak seperti anak pertama yang cenderung pesimis, anak kedua lebih optimis dan mampu berkompetisi dan memiliki ambisius yang tinggi seperti halnya kisah Adler sendiri. Dengan adanya kehadiran anak pertama sebagai role model sekaligus ancaman, anak kedua menjadi pribadi yang terus ingin mengejar aktualisasi dan prestasi demi menyaingi kakaknya sendiri dan menjadikannya sebagai motivasi. 


ANAK TERAKHIR

             Anak terakhir, dikatakan sebagai Adler adalah anak yang tidak pernah merasa "tersingkirkan" dari takhtanya sendiri, tidak seperti anak sulung yang cenderung merasa bahwa kehadiran adiknya akan membawa malapetaka. Kedua orang tua biasanya juga lebih menyayangi anak terakhir dan mendapat perhatian penuh dibandingkan dengan kakak-kakaknya karena didorong untuk berprestasi lebih dan mereka berkembang dalam tingkat yang relatif cepat dibandingkan kakak-kakaknya. 

            Namun, apabila kedua orang tua terlalu memanjakan anak terakhir mereka dan memberikan segala yang ia inginkan, maka anak terakhir cendnerung menjadi pribadi yang ketergantungan kepada kakak maupun kedua orang tuanya. Selain itu, dia mungkin juga akan mempertahankan ketidakberdayaannya karena tidak terbiasa dalam berjuang dan berusaha. Anak terakhir yang dididik dengan cara seperti ini cenderung sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar hingga mereka beranjak dewasa nanti. 

ANAK TUNGGAL

              Anak tunggal, menurut Alfred Adler adalah anak yang tidak pernah merasakan apa itu dethronement atau penurunan takhta, tidak seperti anak pertama maupun anak kedua ketika adik mereka telah lahir kedunia. Mereka tetap menjadi fokus perhatian kedua orang tua mereka dan cenderung menjadi pribadi yang lebih dewasa sedikit lebih awal daripada anak pertama maupun anak kedua. 

             Anak tunggal akan merasakan kekecewaan yang besar dan berat apabila tuntutan yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan apa yang ia harapakan dan kerjakan. Selain itu, anak tunggal juga kemungkinan besar akan mengalami masalah ketika menemukan adanya kehidupan diluar rumah seperti di sekolah, kampus, dan tempat lainnya ketika mereka tidak menjadi pusat perhatian seperti yang ia dapatkan di rumahnya sendiri.   

                  Meskipun Alfred Adler menyatakan bahwa urutan anak kelahiran memiliki karakteristik dan sifatnya sendiri, pada kenyataannya tidak demikian terjadi di semua keluarga di dunia ini. Karakteristik seorang anak tidak dipengaruhi hanya oleh urutan mereka di dalam keluarga mereka sendiri, tetapi pengasuhan dan pendidikan parenting orang tua juga mengambil peran untuk menggembangkan traits karakteristik mereka sendiri. Selain itu, gaya hidup masing-masing anak jugalaha yang akan mempengaruhi pengembangan karakter mereka sendiri. 

                Nah, bagaimana nih teman-teman? sudah mendapat ilmu dari urutan kelahiran anak menurut perspektif Adler? Menakjubkan bukan? Beberapa dari kalian pasti menganggap bahwa definisi urutan anak diatas tersebut memang sesuai dengan karakteristik teman-teman, eits, tetapi jangan langsung percaya ya! Ada banyak faktor yang bisa mempenagruhi sifat dan karakteristik orang-orang. Adler disini hanya menjabarkan teorinya sendiri dengan urutan kelahiran anak sebagai faktor pemengaruh karakteristik anak. Oleh karena itu, galilah lagi faktor lainnya ya teman-teman!

REFERENSI

           Schultz, DE & Schultz, SE. (2009). Theories of Personality.

       Cloninger, S. (2004). 4th Edition Theory of Personality Understanding Person. Uppersaddle.

     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun