Mohon tunggu...
alifrifai
alifrifai Mohon Tunggu... Wiraswasta - Driver Online

Kelompok Gen Z | Literasi Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investasi Saham untuk Gen Z: Apakah Ini Pilihan yang Tepat?

24 Desember 2024   16:14 Diperbarui: 24 Desember 2024   16:49 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 (www.ksei.co.id)

Saya menyadari bahwa tindakan tersebut tidak benar, karena saya mencoba mempengaruhi investor lain untuk membeli saham dengan harapan saya bisa untung. Setelah itu, saya mencari metode yang lebih tepat untuk mengambil keputusan investasi. Saya mempelajari tiga metode yang umum digunakan: analisis fundamental, teknikal, dan bandarmologi.

Dari ketiga metode ini, saya merasa lebih sejalan dengan analisis bandarmologi, yaitu mengikuti pergerakan bandar saham, atau pihak yang memiliki saham dalam jumlah besar. Saya mulai mengolah data harian untuk memantau pergerakan pemain besar di pasar atau melihat broker summary saat bursa dibuka. Namun, Bursa Efek Indonesia sudah menutup informasi kode broker yang sudah dimulai pada bulan Juni 2022, yang membuat saya harus menunggu hingga pasar tutup untuk menganalisis pergerakan tersebut.

Saat ini, portofolio saya mengalami kerugian sekitar 14 juta, dan saya hanya bisa menunggu harga saham yang saya beli kembali ke titik pembelian saya. Saya menyadari bahwa hal ini terjadi karena kurangnya literasi saya terhadap investasi saham, yang memang penuh dengan risiko. Di pasar saham, ada istilah "adu pintar, adu modal, adu sabar." Saat ini, saya berada di fase "adu sabar," berharap harga saham saya kembali ke titik semula atau bahkan naik di atas harga pembelian.

"Adu pintar" sebenarnya mengarah pada peningkatan literasi keuangan atau pemahaman risiko saham. Sedangkan "adu modal" juga sangat penting, karena untuk bertahan di pasar saham, kita memerlukan modal yang cukup. Dalam pengalaman saya, berinvestasi di saham sering kali membuat saya merasa khawatir dan tegang karena saya terus-menerus memantau saham yang saya miliki.

Saran saya adalah jangan menjadikan investasi sebagai sumber penghasilan utama, karena itu bisa mengganggu kesejahteraan psikologis kita. Sebaiknya berinvestasi dengan tujuan jangka panjang. Saat berbicara tentang investasi, kita berbicara tentang uang yang kita investasikan, jadi penting untuk memiliki pendapatan tetap terlebih dahulu sebelum memikirkan investasi.

Perencanaan Keuangan

Sebagai pondasi #Uangkita yang sehat, pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran dan penerapan konsep hidup berkelimpahan.

Hidup berkelimpahan adalah konsep yang menggambarkan kondisi kehidupan di mana seseorang merasakan kesejahteraan yang meliputi aspek finansial, emosional, sosial, dan spiritual. Hidup berkelimpahan bukan hanya soal memiliki banyak harta atau kekayaan materi, tetapi lebih kepada rasa cukup, dan kemampuan untuk menikmati apa yang dimiliki, serta berbagi dengan orang lain.

Berikut adalah beberapa prinsip untuk mencapai hidup berkelimpahan:

1. Pajak & Memberi

-Membayar pajak adalah kewajiban sebagai warga negara Indonesia dan harus dipatuhi sesuai dengan aturan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun